Selasa 24 Oct 2017 08:12 WIB

Jangan Suapi Anak Lebih dari 30 Menit

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Sajikan sayur dalam bentuk yang menarik untuk membuat anak mau makan sayur.
Foto: Flickr
Sajikan sayur dalam bentuk yang menarik untuk membuat anak mau makan sayur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyuapi anak mungkin terlihat seperti perkara sepele yang tak memiliki dampak bagi tumbuh kembang anak. Padahal, terlalu lama menyuapi anak berpotensi mengurangi jumlah asupan makan anak.

"Ada yang nyuapi sampai dua jam," ungkap spesialis gizi klinik dr Diana F Suganda MKes SpGK dalam diskusi kesehatan bersama Forum Ngobras, di Jakarta.

Diana mengatakan waktu paling lama yang dianjurkan untuk anak makan adalah 30 menit. 30 menit setelah proses makan dimulai, otak akan kembali mengirimkan sinyal dari otak ke hormon yang mengatur rasa kenyang. Artinya, rasa kenyang tetap akan muncul meski anak belum menyelesaikan seluruh makanannya dalam waktu 30 menit.

Oleh karena itu, makan dalam waktu lebih dari 30 menit berpotensi dapat membuat makanan yang disantap anak menjadi lebih sedikit. Hal ini terkadang membuat anak sulit menambah berat badan di masa-masa pertumbuhan.

Salah satu faktor yang membuat proses makan anak berlangsung lama adalah gangguan atau distraksi dari gawai. Diana mengatakan cukup banyak orang tua atau pengasuh yang menyuapi anak sambil memutar tayangan hiburan melalui gawai atau televisi untuk ditonton oleh anak.

"Mereka akan merasa bahwa makanan seperti pengalihan. Padahal anak harus tahu kalau makan merupakan kebutuhan dia," tambah Diana.

Selain menyingkirkan gawai ataupun distraksi lain, Diana memiliki beberapa trik agar anak bisa menyelesaikan makan dalam waktu 30 menit. Salah astunya adalah memperhatikan urutan pemberian komponen makanan anak.

Komponen pertama yang sebaiknya disuapkan kepada anak adalah sumber-sumber protein. Setelah protein, komponen kedua yang bisa diberikan kepada anak adalah sayur-mayur.

Diana menyarankan agar orang tua tidak memberikan nasi atau karbohidrat dalam suapan-suapan pertama. Alasannya, nasi lebih mudah dikunyah daripada protein maupun sayur sehingga berpotensi membuat anak lebih cepat kenyang sebelum menyantap protein dan sayur mereka.

"Nasi sedikit dulu, kalau sudah mau habis, tambahkan. Jangan anak dibiarkan keburu kenyang karena karbohidrat dulu," kata Diana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement