REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berolahraga umumnya dilakukan saat subuh menjelang pagi hari saat udara masih sangat sejuk. Tujuannya agar badan fit dan otak fokus menjalani aktivitas sepanjang hari.
Namun, bagi mereka yang tidak terbiasa dengan aktivitas pagi, berolahraga pada awal hari ini tentu sulit dilakukan. Meski demikian, hal itu bukan alasan untuk tidak bisa berolahraga.
Menurut psikolog, waktu yang dipilih untuk berolahraga akan sangat berdampak pada performa. Namun, cukup mengejutkan, waktu terbaik untuk olahraga tidak harus pada pagi hari.
Menurut para ahli, dilansir Travel and Leisure, waktu yang tepat untuk berolahraga sangat relatif dan bergantung pada tubuh masing-masing orang. Terkait hasilnya terhadap performa, olahraga pagi belum tentu lebih unggul dibanding olahraga malam.
Menurut Gladys Pearson, seorang psikolog yang mempelajari otot di Manchaster Meteopolitan University, olahraga malam memiliki dampak yang lebih besar untuk tubuh daripada olahraga pada waktu yang lain. Studi yang dilakukan Pearson mengungkapkan, olahraga malam dapat meningkatkan kapasitas fisik antara delapan hingga 30 persen. Alasannya, otot menjadi lebih hangat setelah berolahraga.
Menggunakan tracker, Pearson membandingkan performa tiga orang peserta yang melakukan lompatan vertikal pada pagi hari dan malam hari. Dari percobaan sederhana ini, ditemukan hasil yang sangat mengejutkan.
Ketiga peserta menunjukkan peningkatan performa pada malam hari. Peningkatan performa lompatan dimulai dari 1,8 persen, 7,7 persen, hingga 16,3 persen. Pearson percaya peningkatan energi tidak hanya berdampak pada otot, tetapi juga hormon. "Pada pagi hari hormon cenderung merusak otot, namun hal sebaliknya pada malam hari membentuk otot," ujar Pearson.