Rabu 23 May 2018 06:41 WIB

Mengenal Nipah, Virus yang Menewaskan 10 Orang di India

Belum ada obat untuk mengobati virus Nipah.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Indira Rezkisari
Kelelawar buah yang terinfeksi menjadi salah satu penyebab penyebaran virus Nipah.
Foto: EPA
Kelelawar buah yang terinfeksi menjadi salah satu penyebab penyebaran virus Nipah.

REPUBLIKA.CO.ID, KERALA -- Setidaknya 10 orang di Kerala, India, meninggal karena virus langka yang dikenal sebagai virus Nipah. Dua orang lainnya telah dinyatakan positif terkena virus dan sedang berada dalam kondisi kritis. Sebanyak 40 orang sudah dimasukkan ke karantina setelah melakukan kontak dengan mereka yang meninggal.

Dilansir di Live Science, Rabu (23/5), infeksi virus Nipah merupakan penyakit baru yang pertama kali diidentifikasi pada 1999. Saat itu, terjadi wabah di antara peternak babi di Malaysia dan Singapura, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Nama Nipah diambil dari nama Kampung Sungai Nipah di Malaysia tempat pertama terjadi Kejadian Luar Biasa virus Nipah.

Virus ini diduga secara alami menginfeksi kelelawar buah (dari genus Pteropis), tapi juga bisa menginfeksi babi dan hewan peliharaan lainnya, serta manusia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, virus Nipah juga dapat menyebar dari manusia ke manusia lain.

Virus Nipah bisa menyebabkan peradangan otak yang dikenal sebagai ensefalitis. Gejala dapat berupa demam dan sakit kepala diikuti rasa mengantuk, disorientasi dan kebingungan. Orang yang terinfeksi virus ini dapat jatuh koma dalam waktu 48 jam setelah menunjukkan gejala. Virus sangat mematikan dengan tingkat kematian rata-rata sekitar 75 persen.

Infeksi manusia dengan virus Nipah di Indah dan Bangladesh dikaitkan dengan konsumsi getah kurma mentah yang terkontaminasi oleh kelelawar buah. Beberapa kasus juga dihubungkan terhadap kontak dengan kelelawar.

Sekretaris kesehatan Kerala, Rajeev Sadanandan menjelaskan, tidak ada obat untuk mengobati penyakit yang ditimbulkan virus Nipah dan tidak ada vaksin untuk mencegahnya. "Kami sekarang berkonsentrasi pada tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran penyakit sejak perawatan terbatas pada perawatan suportif," tuturnya.

Berdasarkan catatan WHO tahun 2001, sebanyak 50 persen penderita virus Nipah berakhir dengan kematian. Virus Nipah bisa menginfeksi manusia dan hewan.

Virus ini mula-mula mempengaruhi hewan peliharaan sebelum menyerang manusia. Organisme tersebut --yang mengakibatkan virus itu-- adalah Ribonucleic acid virus dari keluarga Paramyxoviridae, jenis Henipavirus.

Virus Nipah memiliki masa inkubasi selama empat hingga 18 hati. Gejalanya berupa radang saluran pernapasan, batuk mirip influenza, demam tinggi mendadak, dan nyeri otot.

Penyakit ini bisa berlanjut menjadi peradangan pada otak atau encephalitis). Gejalanya disertai pusing, mual, muntah, hingga disorientasi. Tanda-tanda dan gejala bisa berkembang menjadi koma dalam 24 jam hingga 48 jam.

Upaya mencegah paparan virus Nipah adalah dengan menghindari hewan yang diketahui atau dicurigai terinfeksi. Gunakan alat pelindung saat berada dekat babi atau kelelawar buah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement