REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu perbedaan mencolok yang bisa dilihat dari anak-anak sekarang dengan anak-anak dahulu adalah aktivitas bermain di luar rumah. Anak-anak zaman sekarang tumbuh berbeda, terlebih setelah mengenal gadget.
Masa kanak-kanak mereka jarang dihabiskan untuk bermain di luar, apalagi berolah raga. Ini juga yang membuat mereka menjadi korban sejumlah masalah kesehatan yang berorientasi pada gaya hidup tidak sehat.
Mudah cedera dan kurang kebal adalah masalah penting yang dihadapi anak-anak zaman sekarang. Jadi, apa jalan keluar terbaik dan termudah menghadapinya?
"Semua anak harus aktif secara fisik dan bugar menyeluruh, terutama aktivitas yang membangun kekuatan otot dan ketahanan kardiovaskular. Olah raga ideal untuk semua ini adalah sepak bola," kata ahli gizi dan klinis pendiri MARK, Mihira Khopkar, dilansir dari The Health Site, Kamis (9/8).
Mengapa sepak bola? Apakah Anda pernah bertanya bagaimana Harry Kane atau Cristiano Ronaldo bertubuh super sehat? Sepak bola melatih tubuh secara menyeluruh mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, juga salah satu olah raga sangat menyenangkan.
Ada tiga manfaat kesehatan anak bermain sepak bola. Pertama, meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Olah raga ini melibatkan aktivitas berjalan, berlari, melompat, dan terus bergerak. Ini mengurangi kerentanan tubuh terkena penyakit jantung, hipertensi, dan kolesterol.
Kedua, menurunkan berat badan. Obesitas di masa kanak-kanak bisa sangat mengganggu. Ini adalah kenyataan pahit yang dihadapi kebanyakan anak-anak zaman now. Bermain sepak bola sangat membantu. Menurut laporan Harvard School of Public Health, sepak bola bisa menurunkan berat badan dan mengatur berat badan ideal.
Ketiga, menyehatkan mental. Olah raga luar ruangan, seperti sepak bola membantu si kecil mengatasi stres. Emosi yang terakumulasi sering mengakibatkan penyakit psikologis di tahap akhir kehidupan seseorang.
Bermain sepak bola berarti mendisiplinkan diri dan menyesuaikan diri dengan tim. Olah raga ini mengatur temperamen dan emosi, ketahanan menerima penolakan, yang semuanya berguna bagi kehidupan anak di tahap selanjutnya.