REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti menemukan bukti bahwa anak-anak memiliki keterlambatan bicara jika ibu mereka terkena phthalates. Phthalates adalah jenis kimia yang umum ditemukan di banyak produk rumah tangga, termasuk beberapa jenis plastik, produk perawatan pribadi, pembersih rumah tangga, dan banyak lagi.
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di JAMA Pediatrics, paparan selama dalam kandungan untuk jenis phthalates tertentu dapat menempatkan anak-anak pada peningkatan risiko perkembangan bicara yang tertunda.
"Penelitian ini memiliki sejumlah besar peserta, dan membahas pertanyaan penting apakah paparan ibu terhadap phthalates pada kehamilan dikaitkan dengan keterlambatan bahasa pada anak," Kelly Ferguson, PhD, MPH, seorang ilmuwan dari National Institute of Environmental Health Sciences yang tidak terlibat dalam penelitian itu, mengatakan kepada Healthline.
Ia menyatakan ada sejumlah studi yang meneliti paparan ibu terhadap ftalat dan perkembangan saraf pada anak-anak. Akan tetapi ini adalah hasil pertama dari proyek penelitian ini.
Penelitian ini merupakan proyek kolaborasi yang dilakukan oleh para peneliti di Sekolah Kedokteran Icahn di Mount Sinai di New York dan Karlstad University di Swedia. Para peneliti dari setiap situs mengumpulkan sampel urin dari 370 wanita hamil dan anak-anak mereka di Amerika Serikat dan 963 wanita hamil dan anak-anak mereka di Swedia.
Setelah para wanita melahirkan, para peneliti mengumpulkan informasi tentang perkembangan bahasa anak-anak mereka.
Anak-anak yang mengerti kurang dari 50 kata pada saat mereka berusia 30 sampai 37 bulan diklasifikasikan dengan keterlambatan bahasa. Di kedua populasi, keterlambatan bicara memengaruhi 10 persen anak-anak.
Anak-anak yang lahir dari ibu dengan tingkat tinggi dibutil ftalat (DBP) dan butil benzil ftalat (BBP) dalam air kencing mereka hingga 30 persen lebih mungkin mengalami keterlambatan bahasa, dibandingkan dengan mereka yang lahir dari ibu dengan tingkat DBP dan BBP yang lebih rendah.
Para peneliti menemukan temuan serupa pada populasi Amerika dan Swedia. Menurut Ferguson, hal ini memberi pihaknya lebih banyak kepercayaan pada hasil tersebut.
Penelitian ini menambah badan penelitian yang berkembang tapi tidak meyakinkan yang menunjukkan bahwa paparan phthalate mungkin meningkatkan risiko masalah kesehatan tertentu pada anak-anak. "Mereka tidak selalu konsisten, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan pralahir untuk beberapa phthalates ini terkait dengan penurunan IQ, serta perubahan perilaku," Joseph Braun, PhD, asisten profesor epidemiologi di Sekolah Umum Kesehatan di Universitas Brown.
Sebuah hubungan potensial juga telah diidentifikasi antara paparan masa kanak-kanak dengan ftalat dan perkembangan penyakit alergi, seperti alergi makanan, eksim, dan asma. Temuan penelitian tentang hubungan potensial antara paparan phthalate dan hasil kesehatan negatif dalam banyak kasus tidak konsisten - dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari efek potensial dari phthalates yang berbeda pada kesehatan manusia.