Senin 14 Jan 2019 07:13 WIB

Benang Gigi Memungkinkan Anda Terpapar Bahan Kimia Beracun

Paparan PFAS bisa sebabkan masalah kesehatan, termasuk kanker hingga kolesterol.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Membersihkan gigi secara flossing menggunakan benang gigi.
Foto: Pixabay
Membersihkan gigi secara flossing menggunakan benang gigi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian baru di AS menemukan bahwa membersihkan gigi dan perilaku tertentu lainnya dapat meningkatkan paparan bahan kimia beracun yang dihubungkan dengan berbagai masalah kesehatan. Dipimpin oleh Silent Spring Institute bekerja sama dengan Public Health Institute di Berkeley, studi baru melihat sampel darah yang diambil dari 178 wanita paruh baya untuk mengukur tingkat 11 PFAS berbeda (zat per dan zat polyfluoroalkyl) bahan kimia dalam tubuh.

Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology (JESEE), menunjukkan bahwa wanita yang menggosok gigi cenderung memiliki tingkat tipe PFAS yang lebih tinggi yang disebut PFHxS (asam perfluorohexanesulfonic) dalam tubuh mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak. Khususnya ketika membersihkan gigi secara flossing atau menggunakan benang gigi.

Beberapa produk benang gigi dinyatakan positif mengandung fluor. Temuan yang juga sejalan dengan laporan sebelumnya bahwa beberapa produk benang gigi dibuat menggunakan senyawa seperti Teflon.

Para peneliti menemukan bahwa memiliki karpet atau perabot yang tahan noda dan tinggal di kota dengan persediaan air minum yang terkontaminasi PFAS juga merupakan perilaku yang terkait dengan tingkat PFAS yang lebih tinggi. Di antara peserta Afrika-Amerika, mereka yang sering makan makanan yang disiapkan sebelumnya yang datang dalam wadah karton berlapis, seperti kentang goreng atau bungkus makanan, juga mengalami peningkatan kadar empat bahan kimia PFAS dalam darah dibandingkan dengan perempuan yang jarang makan jenis makanan ini. Namun, hubungan yang sama tidak ditemukan di antara kulit putih non-hispanik, meskipun para peneliti tidak dapat menjelaskan mengapa.

PFAS adalah zat anti air dan minyak yang digunakan dalam berbagai produk konsumen, termasuk kemasan makanan cepat saji, wajan anti lengket, pakaian tahan air dan karpet tahan noda.

Mereka telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker ginjal dan testis, penyakit tiroid, kolesterol tinggi, berat lahir rendah, penurunan kesuburan, dan efek pada sistem kekebalan tubuh. Paparan bahan kimia terjadi melalui penggunaan produk yang mengandung PFAS, makan makanan yang telah bersentuhan dengan produk ini, paparan udara dalam ruangan dan debu, dan melalui minum air minum yang terkontaminasi.

"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa menggunakan benang gigi yang mengandung PFAS dikaitkan dengan beban tubuh yang lebih tinggi dari bahan kimia beracun ini," kata penulis utama Katie Boronow,

Kabar baiknya adalah berdasarkan temuan konsumen dapat memilih benang gigi yang tidak tidak mengandung PFAS. "Secara keseluruhan, penelitian ini memperkuat bukti bahwa produk konsumen merupakan sumber penting paparan PFAS," tambah Boronow.

Membatasi bahan kimia ini dari produk harus menjadi prioritas untuk mengurangi kadar dalam tubuh manusia. Konsumen juga dapat mengurangi paparan mereka terhadap bahan kimia dengan memodifikasi perilaku mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement