Senin 26 Jun 2023 09:10 WIB

3 Produk Kecantikan yang Paling Sering Kena Gugat Menurut Alumnus Harvard Law School

Tiga produk kecantikan ini sering digugat karena mengandung bahan berbahaya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Menjepit bulu mata paling baik dilakukan sebelum maskara dikenakan. Maskara waterproof termasuk produk kecantikan yang sering digugat karena mengandung bahan berbahaya.
Foto: AP
Menjepit bulu mata paling baik dilakukan sebelum maskara dikenakan. Maskara waterproof termasuk produk kecantikan yang sering digugat karena mengandung bahan berbahaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Produk kecantikan semakin menjamur di pasaran dan hadir dengan berbagai kandungan dan klaim bombastis. Produk-produk itu mungkin bisa saja membantu menunjang penampilan, sehingga penggunanya terlihat cantik dan menarik.

Namun, pernahkah Anda mempertanyakan kemungkinan produk kecantikan yang digunakan bisa membahayakan kesehatan? Seorang pengacara yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Angela, mengungkap produk kosmetik tertentu yang tidak akan pernah dibelinya lagi lantaran sudah banyak digugat karena mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan.

Baca Juga

Dalam sebuah video yang diunggah di akun Tiktok pribadinya, @LawyerAngela, yang merupakan alumnus Harvard Law School ini membuat daftar tiga produk kecantikan yang berbahaya. Berikut daftarnya:

1. Maskara waterproof

Angela mengakui, dirinya dulu sering memberi maskara yang tahan air (waterproof). Namun setelah ada banyak gugatan hukum terhadap perusahaan-perusahaan kecantikan besar, ia tak mau lagi membeli produk tersebut.

Ternyata, menurut Angela, untuk membuat maskara waterproof, perusahaan-perusahaan ini sering kali harus menambahkan PFAS (Per- and polyfluoroalkyl substances). PFAS merupakan bahan kimia yang tahan terhadap minyak dan air, menjadikannya sangat berharga bagi industri rias wajah karena waktu pakainya yang tahan lama.

PFAS yang dikenal sebagai bahan kimia abadi karena tidak bisa terurai secara alami, juga biasa digunakan dalam peralatan masak antilengket, karpet tahan noda, dan baju waterproof.  Pengacara tersebut mengaitkan dengan sebuah studi tahun 2021 yang menguji 231 produk kecantikan yang ditemukan di AS, 29 di antaranya mengandung setidaknya empat PFAS.

Hasil studinya menemukan bahwa paparan beberapa PFAS telah dikaitkan dengan gangguan fungsi kekebalan tubuh, kanker tertentu, dan peningkatan risiko diabetes, obesitas, dan gangguan endokrin.

"Bahan-bahan ini tampaknya berbahaya bagi setiap sistem organ utama dalam tubuh manusia," kata Angela.

Di Inggris, sebuah laporan yang diterbitkan pada Januari mengungkapkan bahwa perusahaan kosmetik besar, termasuk Urban Decay, Revolution, dan Inglot, menjual riasan yang mengandung PFAS.

2. Dry Shampoo

Angela mengaku bahwa dulu dia biasa menggunakan dry shampoo dua hari sekali. Namun, ia kini tak ingin lagi menggunakan produk itu.

Beberapa merk dry shampoo yang biasa dia pakai termasuk Drybar, Redken, IGK, Batiste, Paul Mitchell, Not Your Mother's, Pantene, OGX, dan Herbal Essences. Semua produk itu dilaporkan mengandung bahan kimia berbahaya yang dikenal sebagai benzena.

"Benzena adalah karsinogen yang paparan tingkat rendah pun dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker," kata Angela.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement