Jumat 18 Jan 2019 05:55 WIB

Kecanduan Medsos Cenderung Menyebabkan Isolasi Sosial

Media sosial nyatanya menyebabkan perasaan kesepian.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Media Sosial
Foto: pixabay
Ilustrasi Media Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersosialisasi di media sosial mungkin keliru. Penelitian baru yang diterbitkan dalam Psychological Reports memberikan bukti penggunaan media sosial cenderung menyebabkan seseorang menyendiri daripada benar-benar bersosialisasi.

“Di kampus saya dan dalam kehidupan sehari-hari secara umum, saya memperhatikan volume media digital dan penggunaan ponsel yang luar biasa. Istilah media sosial menyiratkan interaksi sosial, tetapi kebanyakan orang tampaknya terlibat dalam kegiatan itu sendiri,” kata penulis studi dari Stony Brook University dan laboratorium Lasell Cognition and Aging, Lauren Hill.

Dilansir di Psy Post, dia dan timnya tertarik dengan topik ini untuk melihat apakah keinginan awal seseorang terhadap media sosial terkait dengan kecenderungan untuk sosialisasi atau isolasi. Dalam studi ini, 136 peserta menilai keinginan 40 gambar.

Gambar-gambar tersebut terdiri dari ikon media sosial populer, adegan yang melibatkan aktivitas menyendiri dan adegan yang melibatkan orang dalam aktivitas sosial, gambar rambu lalu lintas juga dimasukkan sebagai kontrol. Para peneliti menemukan korelasi positif antara gambar media sosial dan gambar aktivitas menyendiri. Dengan kata lain, peserta yang memberikan gambar media sosial juga cenderung memberikan gambar aktivitas menyendiri.

Mereka yang memilih gambar media sosial memiliki dampak media sosial yang lebih besar pada kehidupan sosial mereka dan melaporkan menghabiskan lebih banyak waktu di situs media sosial. “Kuncinya adalah daya tarik ke media sosial dan isyarat visual terkait media sosial mungkin menyebabkan kecenderungan untuk isolasi sosial dan isyarat visual yang mewakili aktivitas menyendiri. Media sosial yang tampaknya bersifat sosial, tetapi nyatanya menyebabkan perasaan kesepian yang lebih besar dengan membatasi kesempatan untuk sosialisasi kehidupan nyata,” kata Hill.

Selalu ada kesalahan ketika menggunakan laporan terkait dengan konsumsi media sosial. Meskipun demikian, temuan serupa telah digemakan dalam penelitian lain.

Ada banyak hal positif dan negatif terkait penggunaan media sosial, terutama bagi kaum muda. Hal yang penting adalah konten dan konteks penggunaan, terutama ketika itu untuk jangka waktu yang lama. Media sosial dapat bermanfaat dalam sejumlah cara berbeda, tetapi cara penggunaannya itulah yang membedakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement