REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Selama beberapa tahun belakangan, kesadaran masyarakat Indonesia untuk memperbaiki masalah kesehatan gigi semakin meningkat. Trennya saat ini bukan lagi bagaimana mengatasi lubang gigi atau masalah lainnya namun sudah masuk masalah estetika atau kecantikan gigi.
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jakarta Pusat, Ahmad Syaukani, menjelaskan teknologi memang berperan penting terhadap solusi perawatan gigi dan mulut. Seiring dengan perkembangan teknologi dan naiknya kesadaran masyarakat, mereka makin memperhatikan gigi. Utamanya adalah perbaikan masalah gigi dalam hal estetika.
"Berkembangnya tren estetika gigi di masyarakat Indonesia sejak 10 tahun belakangan semakin meningkat. Kini, dalam waktu satu bulan rata-rata lima sampai delapan pasien yang datang ingin memperindah penampilan saat tengah tersenyum. Perbaikan itu melalui perubahan warna serta susunan gigi," jelas Ahmad belum lama ini.
Ia mengatakan estetika berapa tahun belakangan ini lebih booming terutama untuk memperbaiki penampilan agar makin percaya diri. Maka dari itu, dokter gigi dituntut mengasah kompentensi di bidang masing-masing dan memberikan pelayanan maksimal. Menurutnya, perawatan estetika yang paling sering diminta oleh masyarakat ada dua yaitu bleaching (pemutihan) gigi dan veneer (pelapisan gigi).
Irmaleny selaku staf pengajar koservasi di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Padjajaran Bandung juga mengatakan hal senada. Menurutnya konservasi gigi sudah berkembang sangat jauh. Tidak hanya sekedar perawatan tapi juga make over gigi.
Gigi yang tidak cantik diubah menjadi cantik, gigi berubah warna bisa berubah warna lagi seperti semula, dan bentuk gigi yang tidak rapi bisa jadi bagus. Tren tersebut cenderung mengarah ke estetik sehat.
"Tren masyarakat sekarang sudah berubah. Dulu datang ke dokter gigi karena gigi sakit. Sekarang ingin dicantikkan. Setelah diperika gigi bagus, tapi pasien ingin gigi lebih putih, lebih bagus. Perawatan yang berkembang veneer juga bleaching," ujarnya.