REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diperkirakan sepertiga bayi mengalami kesulitan tidur, mulai dari sulit tertidur hingga sering terbangun di malam hari. Masalah-masalah tidur ini sering kali berkaitan dengan masalah di masa mendatang seperti gangguan kecemasan, agresi, dan impulsivitas.
Masalah-masalah ini ternyata dapat dihindari dengan menerapkan jam tidur yang konsisten pada bayi. Berdasarkan studi yang dilakukan peneliti Selandia Baru, jam tidur yang konsisten saat bayi akan membantu anak memilki kontrol diri untuk tidur yang baik ketika mencapai usia tiga tahun.
Jam tidur yang konsisten juga dapat menjaga durasi tidur anak yang baik. "Pesan terpenting di sini adlaah orang tua dapat membuat perubahan sederhana yang dapat memberi dampak langsung dan jangka panjang," terang Jodi Mindell dari universitas di Philadelphia yang tak terlibat dalam penelitian ini dilansir Reuters.
Tim peneliti dari Selandia Baru yang dipimpin oleh Burt Hatch telah menuangkan temuan baru ini ke jurnal Sleep Health. Hatch dan tim penelitinya mengajarkan para orang tua yang terlibat dalam penelitian ini mengenai cara yang tepat untuk mengatur jam tidur bayi dengan gangguan minimal.
Setidaknya ada empat cara yang bisa dilakukan orang tua agar jam tidur bayi mereka menjadi lebih teratur. Cara yang pertama adalah membaringkan bayi untuk tidur ketika bayi tampak lelah namun masih dalam keadaan bangun.
Setelah itu, biarkan bayi tertidur dengan sendirinya tanpa disentuh atau diberi makan. Cara selanjutnya adalah memberikan lingkungan tidur yang konsisten untuk bayi. Cara keempat adalah mengurangi kebiasaan orang tua tidur di satu kasur yang sama dengan bayi.
Setelah para partisipan orang tua melakukan keempat cara ini selama 3,5 tahun, tim peneliti melakukan survei. Beberapa masalah yang disurvei tim peneliti adalah kesulitan dengan resistensi waktu tidur, inisiasi tidur, dan kecenderungan terbangun di malam hari.
Hasil survei ini dibandingkan dengan survei pertama yang pernah dilakukan tim peneliti beberapa bulan setelah bayi dilahirkan. Bayi yang orang tuanya menerapkan strategi tidur ini cenderung menjadi lebih mandiri dalam hal tidur ketika memasuki usia tiga tahun. Mereka lebih memiliki kontrol diri untuk tidur ketika sudah memasuki usia tersebut.
Namun penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam hal keberagaman. Penelitian hanya dilakukan di rumah sakit ibu dan anak di Selandia Baru. Sebagian besar pasiennya merupakan orang kaukasian atau berkulit putih. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada kelompok masyarakat yang lebih beragam.
Terlepas dari itu, pengetahuan yang jelas mengenai cara merawat bayi termasuk strategi mengatur pola tidur bayi perlu didapatkan oleh calon orang tua sejak bayi masih dalam kandungan. Hal ini penting untuk dikuasai orang tua sebelum bayi dilahirkan karena pola asuh dan perilaku orang tua akan memengaruhi bayi mereka di masa mendatang.
"Kami sering menemukan calon ibu lebih banyak berfokus pada kelahiran daripada beragam tantangan yang akan datang setelahnya," terang peneliti Liora Kempler dari Woolcock Institute of Medical Research yang tak terlibat dalam penelitian.