REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam menjelaskan sebenarnya penyakit hepatitis A sulit menular dari orang ke orang. Risiko penularan virus paling tinggi adalah melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi.
"Karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan mengonsumsi makanan minuman yang sehat serta steril," katanya.
Contohnya saat kasus Hepatitis A terjadi di Kota Singkawang. Belakangan diketahui masyarakatnya kerap mengonsumsi air galon isi ulang tak bermerek yang diminum tanpa dimasak terlebih dulu.
Diperkirakan di dunia terjadi sekitar 1,5 juta penderita dengan gejala hepatitis A setiap tahunnya dengan perkiraan sekitar 10 juta yang terinfeksi per tahunnya. Umumnya hepatitis A terjadi di bagian dunia dengan sanitasi yang buruk dan tidak cukup air bersih.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menggambarkan bahwa penyakit Hepatitis A tak ubahnya seperti orang yang sakit karena keracunan makanan. Ini karena sumber penularannya melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi virus.
Pencegahan utama dari penyakit tidak menular adalah menjaga kebersihan diri serta lingkungan tempat tinggal. Rajinlah mencuci tangan dengan sabun dan membersihkan rumah yang kotor berguna untuk mencegah masuknya bakteri dan virus ke dalam tubuh.
Masyarakat juga perlu menerapkan pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi, konsumsi sayur dan buah, serta olahraga atau beraktivitas fisik untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Pemerintah Kabupaten Pacitan menetapkan status KLB hepatitis A karena dianggap penyakit tersebut menyebar begitu cepat hingga menyerang ratusan orang hanya dalam beberapa hari. Bahkan hingga Kamis (27/6) disebutkan suspect hepatitis A sudah lebih dari 800 orang.
Seperti disebut sebelumnya, hepatitis A sulit menular dari orang ke orang. Ditambah lagi masa inkubasi penyakit tersebut, atau masa di mana virus masuk ke dalam tubuh lalu mulai menimbulkan gejala pada penderitanya sekitar dua hingga enam pekan.
Boleh dikatakan penularan hepatitis A yang menyebar hingga ke ratusan orang adalah infeksi penderitanya pada virus sejak dua hingga enam pekan yang lalu. Ini merupakan dampak dari interaksi dengan lingkungannya yang kurang sehat. Gejalanya biasanya berakhir dalam delapan pekan.
Meskipun penyakit hepatitis A tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat, namun pemerintah daerah atau jika perlu pemerintah pusat tetap harus mencari sumber penularan. Dengan demikian penyakit tidak semakin meluas dan dengan cepat melakukan pencegahan.