REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Orang dengan riwayat strok harus selalu membangkitkan rasa gembira di hatinya. Hal itu berguna sebagai relaksasi pada otot dan kerja saraf tepi, menurut dokter spesialis saraf dr Untung Gunarto SpS.
"Pada saat kita gembira atau merasa senang itu akan membuat keseimbangan hormon-hormon dan neurotransmiter otak," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Untung menjelaskan, dengan adanya keseimbangan tersebut maka akan mempengaruhi kerja organ-organ di tubuh agar lebih aktif dan seimbang. Dengan begitu, akan timbul energi baru dan suasana relaksasi pada otot dan kerja saraf tepi.
"Hal tersebut memicu perbaikan motorik dan sensorik pada pasien pascastrok," kata dokter yang praktik di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto itu.
Karena itu, menurut Untung, sangat penting bagi penderita riwayat strok untuk mengelola stres dan selalu berpikir positif. Ia juga menyarankan penderita riwayat strok untuk menjaga pola makan dan berolahraga ringan guna menjaga kondisi tubuhnya.
Selain itu, penderita riwayat strok juga dianjurkan untuk melakukan aktivitas yang bisa menimbulkan suasana relaksasi, seperti membaca buku, mendengarkan musik, dan berkebun. Ia juga mengatakan bahwa penderita riwayat strok harus mengatur pola istirahat karena tidur secara cukup sangat diperlukan.
"Selain itu, hal terpenting yang selalu saya ingatkan adalah pentingnya menghindari dehidrasi bagi penderita riwayat strok karena perubahan tekanan darah yang fluktuatif dikhawatirkan dapat memicu strok," katanya.
Orang yang pernah mengalami strok harus benar-benar memerhatikan asupan air yang dikonsumsi setiap harinya agar terhindar dari dehidrasi. Terlebih lagi mereka yang melakukan perjalanan jauh.
"Jangan sampai lupa konsumsi air putih dengan cukup. Kuncinya adalah gembira, mengelola stress, banyak istirahat, pola hidup bersih dan sehat, serta rutin berolahraga," katanya.
Untun menjelaskan, pada dasarnya strok adalah penyakit yang mengikuti faktor risiko strok itu sendiri. Hipertensi, diabetes melitus, kelainan bawaan pada pembuluh darah, kegemukan, penyakit jantung, kurang olahraga, dan merokok, termasuk di dalamnya.
"Strok terdiri dari dua jenis, yaitu strok sumbatan dan strok perdarahan," katanya.