Kamis 28 Nov 2019 04:55 WIB

Dampak Besar Kurang Tidur untuk Otak

Kurang tidur dapat meningkatkan penurunan fokus.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Tidur (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Tidur (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang kurang tidur di malam hari mungkin akan merasa kesulitan untuk bisa berpikir secara jernih keesokan harinya. Hal ini ternyata bisa terjadi karena kurang tidur dapat memberikan dampak yang besar bagi otak.

"Orang yang kurang tidur perlu melatih kewaspadaan dalam semua hal yang mereka lakukan," ungkap peneliti Kimberly Fenn dari Sleep and Learning Lab di Michigan State University, seperti dilansir Web MD.

Baca Juga

Hal ini telah dibuktikan dalam sebuah studi yang melibatkan 131 orang partisipan. Sebanyak 77 orang di antaranya diminta untuk tetap terjaga sepanjang malam, sedangkan 61 orang lainnya tidur di rumah.

Para partisipan ini lalu diminta mengerjakan dua macam tugas mental di pagi dan malam hari. Dalam tes ini, salah satu yang diukur tim peneliti adalah mengukur waktu reaksi para partisipan terhadap stimulus.

Hasil penelitian menunjukkan kurang tidur dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk melakukan kesalahan hingga dua kali lipat lebih besar. Kesalahan yang dimaksud adalah tidak dapat melakukan suatu hal dengan langkah yang berurutan. Kurang tidur juga dapat meningkatkan penurunan fokus atau perhatian hingga tiga kali lipat.

"Orang yang kurang tidur tidak boleh berpikir mereka tidak akan membuat kesalahan yang merugikan," jelas Fenn.

Fenn menambahkan, temuan terbaru ini juga membuktikan kurang tidur bukan hanya mempengaruhi fungsi kognitif saja. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang melakukan kesalahan atau melewatkan sesuatu yang penting saat mengerjakan sesuatu.

Fenn mengatakan beberapa orang yang kurang tidur mungkin tetap bisa melakukan beberapa tugas rutin. Misalnya, dokter yang kurang tidur bisa saja melakukan pemeriksaan tanda vital pada pasien tanpa masalah. Akan tetapi, kondisi kurang tidur akan memunculkan risiko bila seseorang harus melakukan sesuatu yang membutuhkan banyak langkah.

"Misalnya seorang dokter yang mengerjakan prosedur medis, itu akan menjadi lebih berisiko bila dalam kondisi kurang tidur," tutur Fenn.

Fenn mengingatkan kondisi kurang tidur dapat memicu seseorang melakukan kesalahan dengan konsekuensi yang besar. Oleh karena itu, kurang tidur tak boleh dianggap sepele. Temuan terbaru ini telah dimuat dalam Journal of Experimental Psychology: General.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement