Jumat 06 Dec 2019 14:37 WIB

Campak Bisa Picu Amnesia Imun, Seperti Apa Dampaknya?

Campak bisa membuat anak terkena amnesia imun.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit campak. Anak yang terkena campak bisa mengalami amnesia imun.
Foto: topnews
Sakit campak. Anak yang terkena campak bisa mengalami amnesia imun.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Campak adalah infeksi virus yang sangat menular dan dapat berakibat fatal bagi anak-anak. Penyakit ini menginfeksi saluran pernapasan dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan dapat menyebar dengan mudah, seperti hanya melalui batuk dan bersin.

Saat virus campak berada di udara, mereka yang terpapar di sekitarnya dalam waktu sekitar dua jam dapat langsung terinfeksi. Selain itu, dilansir Times Now News, para peneliti telah menemukan bahwa campak juga dapat membuat anak lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan virus lainnya. 

Baca Juga

Dalam sebuah studi baru disebutkan bahwa campak dapat membuat anak mengalami amensia imun, yang dengan kata lain kondisi ini semakin membuat mereka rentang terkena resiko infeksi. Karena itu, para orang tua harus sangat waspada dan mengetahui bagaimana melndungi buah hati dari virus berbahaya ini.

Faktanya adalah virus campak menyerang sel-sel yang berfungsi sebagai memori sistem kekebalan tubuh, memengaruhi resistensi terhadap penyakit, dan membuat si kecil rentan terhadap penyakit dan infeksi lain. Dalam studi yang dirils di jurnal Science edisi November, campak disebut menyebabkan amnesia imun karena virus yang dapat menghapus sebanyak tiga perempat dari memori kekebalan tubuh seseorang.

“Virus campak mengatur ulang jam kekebalan tubuh Anda ke keadaan naif dan semua perlindungan yang pernah didapatkan melalui infeksi virus dan bakteri lainnya berkurang,” kata peneliti senior Stephen Elledge.

Akibatnya adalah Anda bisa mengalami sakit karena virus yang sama dengan sebelumnya. Dalam penelitian selanjutnya yang dirilis di Science Immunology disebutkan bahwa sistem kekebalan tubuh juga mengembalikan atau me-reset kekebalan tubuh, yang pada akhirnya menganggu kemampuan tubuh untuk menciptakan antibodi terhadap penyakit.

Ini artinya, infeksi berikutnya yang datang terjadi bisa terjadi lebih parah dari sebelumnya.  Para peneliti menemukan bahwa  antibodi dalam sampel darah anak-anak hilang setelah mereka menderita campak. Namun, anak-anak yang tidak terkena campak atau yang divaksinasi terhadap penyakit ini tidak mengalami kehilangan antibodi.

Para peneliti mencatat bahwa temuan ini menyoroti pentingnya vaksinasi terhadap campak. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa vaksinasi campak menyebabkan penurunan 80 persen kematian campak antara 2000 hingga 2017 di seluruh dunia.

Efek jangka panjang campak

Campak yang juga disebut rubeola bersifat sangat menular. Sebanyak 90 persen orang yang mendekati orang dengan penyakit tersebut dan tidak memiliki imunisasi dipastikan juga akan terinfeksi.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dalam keluarga paramyxovirus. Pada umumnya, gejala campak termasuk demam, pilek, sakit tenggorokan, batuk kering, mata merah dan berair, bintik-bintik putih kecil di dalam pipi,  serta ruam kulit yang menyebar.

Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi campak berisiko tinggi terkena penyakit ini. Mereka juga berpotensi mengalami komplikasi campak, seperti infeksi telinga, pneumonia, kebutaan, radang otak, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.

Ibu hamil yang tidak divaksinasi juga berisiko terkena campak. Komplikasi yang dialaminya bisa serius, termasuk masalah selama kehamilan dan bagi janin.

Campak dapat menyerang orang yang tidak kebal, seperti seseorang yang belum divaksinasi atau meski telah divaksinasi tetapi tidak mengembangkan kekebalan. Campak adalah penyakit menular yang mematikan, namun dapat dicegah dengan vaksin campak, gondok, dan rubela (MMR).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement