Sabtu 07 Dec 2019 12:02 WIB

Operasi Bariatik Turunkan Risiko Komplikasi Kehamilan

Setelah operasi risiko wanita tekanan darahnya tinggi pada kehamilan kedua turun.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Operasi bariatrik mengurnagi risiko komplikasi kehamilan kedua. Ilustrasi Ibu hamil.
Foto: Republika/Mardiah
Operasi bariatrik mengurnagi risiko komplikasi kehamilan kedua. Ilustrasi Ibu hamil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wanita gemuk yang menjalani operasi penurunan berat badan atau operasi bedah bariatik setelah kehamilan pertama, kemungkinan kecil mengalami komplikasi seperti tekanan darah tinggi dan kelahiran prematur di kehamilan kedua mereka. Para peneliti memeriksa catatan rumah sakit dari tahun 2002 hingga 2014 untuk lebih dari 1,6 juta wanita berusia 15 hingga 45 tahun di New South Wales, Australia.

Studi ini berfokus pada 326 wanita yang menjalani operasi bariatrik antara kehamilan pertama dan kedua. Serta 461.917 wanita yang memiliki dua kehamilan tanpa operasi penurunan berat badan di antaranya. Studi menemukan bahwa untuk wanita gemuk yang menjalani operasi di antara kehamilan, risiko komplikasi turun tajam dari kehamilan pertama.

Baca Juga

"Peluang hasil kehamilan yang merugikan pada wanita yang menjalani operasi bariatrik tidak menurun ke tingkat yang diamati pada populasi persalinan secara umum. Namun, ada peningkatan yang substansial," kata penulis penelitian utama Dr. I Ibiebele dari Royal North Shore Hospital di New South Wales, dikutip dari laman Reuters.

Meskipun indeks massa tubuh (BMI) tidak dinilai secara langsung dalam penelitian ini, operasi bariatrik dilakukan untuk pengelolaan obesitas, sesuai dengan kriteria klinis saat ini.

Dibandingkan dengan wanita dalam populasi umum, mereka yang menjalani operasi bariatrik memiliki tingkat tekanan darah tinggi, diabetes dan persalinan prematur yang lebih tinggi secara keseluruhan. Tetapi wanita yang menjalani operasi bariatrik antara kehamilan pertama dan kedua 61 persen lebih kecil kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi, 37 persen lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki bayi yang besar untuk usia kehamilan mereka, 63 persen lebih kecil kemungkinannya untuk bayi prematur, dan 36 persen lebih sedikit memiliki bayi prematur dan 36 persen lebih sedikit kemungkinan bayi mereka dikirim ke unit perawatan intensif neonatal (NICU) daripada kehamilan pertama mereka.

Tetapi peneliti menemukan para wanita yang menjalani operasi bariatrik menunggu rata-rata dua tahun lebih lama untuk memiliki anak kedua. Para wanita yang melakukan operasi bariatrik juga lebih cenderung menggunakan teknologi reproduksi bantu untuk hamil dan memiliki banyak anak.

Meskipun diabetes dan tingkat tekanan darah tinggi lebih tinggi untuk wanita yang menjalani operasi bariatrik antara kehamilan, wanita ini memang memiliki penurunan risiko komplikasi yang lebih besar dari satu kehamilan ke kehamilan berikutnya dibandingkan dengan populasi umum.

Setelah operasi bariatrik, risiko wanita tekanan darah tinggi pada kehamilan kedua turun 67 persen, dibandingkan dengan penurunan 49 persen untuk wanita yang tidak memiliki prosedur penurunan berat badan.

Dan risiko diabetes gestasional, suatu bentuk diabetes yang berkembang selama kehamilan, turun 39 persen pada kehamilan kedua untuk wanita yang menjalani operasi bariatrik. Ini dibandingkan dengan penurunan 24 persen untuk wanita yang tidak menjalani operasi. Perbedaan ini, bagaimanapun, terlalu kecil untuk mengesampingkan kemungkinan bahwa itu karena kebetulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement