REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Saat Samyang Foods merilis rasa ayam buldak ramen pada 2012, perusahaan itu tak menyangka mendapat sambutan dari pelanggan luar negeri. Itu juga termsuk komunitas Youtube.
"Pada awalnya, kami mengembangkan produk menargetkan pecinta makanan pedas lokal di pasar ceruk," kata manajer pemasaran Samyang Foods Park Jung Seok dilansir dari The Herald Korea, Selasa (23/1).
Buldak mengacu pada ayam bakar yang direndam dalam pasta cabe merah super pedas. Namanya diterjemahkan menjadi "fire chicken". Masih belum diketahui asal mana hidangan dagingnya, tapi mulai populer di kalangan warga Korea Selatan di awal 2000an.
Pada 2014, seorang warga Inggris yang disebut Korean Englishman mengunggah video memfilmkan reaksi orang asing yang mencoba ramen buldak di Youtube. Sebagian besar jiwa pemberani itu tidak tahan dengan keawetan mie.
Video itu segera menjadi virus yang menyebar. Banyak pengguna Youtub mengambil tantangan untuk memakannya, dan menyebutnya tantangan mie api.
Pada 2016 Demam Buldak masuk pasar Asia Tenggara. Saat grafik penjualan meroket kami mencapai puncaknya, ujar Park.
Popularitas yang belum pernah terjadi sebelumnya, Samyang Foods mulai merilis variasi berbeda dari seri Buldak, yakni, keju buldak ramen, mara (rempah-rempah Cina) buldak ramen, curry buldak ramen dan carbo buldak ramen.
Pada 2017, Haek Buldak Extra Spicy Chicken Ramen yang mengukur 8.000 Scoville Heat Unit, melanda pasar lokal. Ia menawarkan kepedasan yang asli.
Buldak ramen adalah alternatif yang jauh lebih murah dan mudah diakses dari rempah-rempah yang ekstrem karena menghilangkan stres, kata warga Amerika-Korea, Joon Yang.
Menurut Samyang Foods, setidaknya 400 juta bungkus ramen Buldak terjual pada 2017. Sejak diluncurkan pada 2012, total satu miliar bungkus ramen buldak terjual. Artinya, sekitar 600 ribu bungkus ramen Buldak terjual per hari.
Samyang Foods masuk jajaran tiga besar di pasar dengan pangsa 11,3 persen pasar mi instan lokal pada 2017. Posisi kedua ditempati Ottogi dengan 22,4 persen. Kemudian, Nongshim memimpin pasar dengan 55,8 persen pangsa pasar.
Setelah berhasil memperluas portofolio penjualannya di seluruh dunia termasuk Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Asia Tenggara, Samyang berencana melakukan peramalan agresif ke pasar halal.
Pada September, kami disetujui oleh MUI, badan ulama Islam terkemuka di Indonesia, untuk mengesahkan kami sebagai produk halal, kata Park.
Ia menegaskan Buldak bersertifikat halal tersedia di Indonesia mulai tahun ini. Pakar industri memperkirakan pasar mi instan Indonesia bernilai 4,4 triliun won setahun, diikuti Vietnam dengan 1,8 triliun won, dan Thailand 1,5 triliun won.
Cina berada di urutan pertama di industri dengan nilai pasar 16 triliun won. Data pemerintah yang dirilis pada Selasa (23/1) menunjukkan ekspor mie instan buatan Korea Selatan, atau "ramyeon", melampaui angka 300 juta dolar AS untuk pertama kalinya di balik popularitas kuat di Cina, Amerika Serikat, dan Asia Tenggara.
Pengiriman ramyeon mencapai rekor tertinggi 380 juta dolar AS tahun lalu. Berdasarkan data Dinas Bea Cukai Korea Selatan, angka itu naik tajam 31,2 persen dari tahun sebelumnya.