REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha anggota Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN), Arief Setyawiyoga menerima sertifikat rekor dari Musium Rekor Indonesia (MURI) dalam acara Halal bi Halal dan Hari Lahir Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) ke-7 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (9/8).
Dalam acara itu, Arief menerima tiga sertifikat rekor MURI, yaitu rekor tempe dengan viran rasa terbanyak, tempe mendoan dengan varian rasa terbanyak, dan rekor sate ikan bandeng dengan varian rasa terbanyak.
Sertifikat MURI itu diserahkan langsung oleh Senior Manager MURI Yusuf Ngadri. Menurut Yusuf, Arief layak mendapatkan sertifikat rekor MURI itu karena sudah berhasil membuat sejarah baru dalam bidang kuliner di Indonesia.
Pengusaha anggota Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN), Arief Setyawiyoga (kemeja putih) saar menerima sertifikat rekor dari Musium Rekor Indonesia (MURI) dalam acara Halal bi Halal dan Hari Lahir Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) ke-7 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (9/8).
"Ini adalah sesuatu yang baru, sebuah inovasi bahwa selama ini kita menikmati kuliner tempe dengan rasa yang sama. Tapi ini ada pilihan-pilihan, karenanya MURI menyatakan ini sebagai rekor, rekor dunia bahkan karena di tempat lain tidak ada," ujar Yusuf usai menyerahkan rekor MURI.
Produk tempe dan sate bandeng tersebut kini telah dijual di Warunge Aisyah, sebuah usaha yang dibangun Arif bersama istrinya Dwi Prastutirini. Dari tangan Arief ini, lahir tempe Aisyah dengan enam varian rasa, yaitu spesial cheese, spesial melted cheese, spesial garlic, spesial blackpepper, spesial hot chilli, dan rasa original.
Sementara, untuk produk sate bandeng Aisyah, Arief membuatnya dengan empat varian rasa. Yaitu, original, spesial rempah, sepesial sambal cabe merah, dan spesial sambal cabe hijau.
Arief bersyukur mendapatkan sebuah pengakuan dari MURI atas hasil kerjaanya selama ini. Dia mengatakan, lahirnya tempe dengan berbagai macam varian ini adalah sebuah proses melawan mitos dan melawan proses alamiah dari berbagai bahan yang ada, yaitu bagaimana caranya agar keju berada di dalam tempe, tapi tidak rusak saat bercampur dengan ragi tempe.
Selain itu, bagaimana caranya agar getah bawang putih dan getah cabe rawit bercampur dengan ragi tempe, sehingga proses peragian tempe tetap bisa menjadi produk tempe Aisyah. "Ini adalah hasil dari sebuah pencarian yang terus kita lakukan, yang itu merupakan komitmen Warunge Aisyah dan GingerManiac, brand usaha kami," ucap Arief.
Arief menambahkan, alasan dirinya memilih produk tempe karena tempe adalah makanan khas Indonesia yang sudah dikenal di berbagai belahan dunia. Dia pun yakin produknya akan dikenal dunia. "Saya memilih tempe karena pertama tempe ini asli Indonesia dan sudah terkenal dan tersebar di penjuru dunia. Kita mencoba untuk membuat terobosan terhadap tempe ini dengan bahasa saya melawan proses alam dari peragian," kata Arief.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement