REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap keluarga biasanya memiliki bahan pangan yang tersedia di rumah. Beberapa dari ibu kerap menyimpan pangan dalam jumlah banyak, untuk itu penting menjaga makanan agar terhindar dari tiga bahaya ini.
"Bahaya keamanan pangan itu ada tiga, pertama datang dari mikrobiologi, kedua karena bahan kimia dan ketiga fisik," kata Professor in Food Chemistry, Department Food Science and Technology IPB, Prof. Dr Nuri Andarwulan di Jakarta.
Bahaya keamanan pangan dari mikrobiologi terdiri dari mikroba, virus, protozoa dan parasit. Mikroba menjadi yang paling sering ditemukan dalam makanan, sedangkan virus jarang ada karena biasanya tidak tahan panas.
Untuk paparan kimia diantaranya, mikotoksin, toksin alami, pestisida, antibiotik, pupuk, logam berat dan bahan kimia berbahaya seperti, boraks serta formalin. Pangan kacang biasanya mengandung mikotoksin, setelah panen sebaiknya kacang cepat dikeringkan untuk menghindari senyawa ini.
Kedelai memiliki toksin alami, untuk itu sebaiknya tidak dimakan dalam keadaan mentah karena berbahaya. Namun memang kebanyakan kedelai sudah diolah terlebih dahulu, baik itu direbus, atau digoreng.
Logam berat juga menjadi masalah dalam industri besar, menengah, dan rumah tangga. Logam berat berasal dari tanah, tempat di mana pangan tumbuh. "Seharusnya setiap negara sudah dipetakan, di mana tempat yang aman untuk lahan pertanian," kata dosen Ilmu Teknologi Pangan IPB ini.
Bahan kimia berbahaya masih banyak dipakai di industri makanan, padahal ini tidak boleh digunakan. Oknum yang menggunakan bahan kimia contohnya, pada kerupuk berwarna merah dengan menggunakan rhodamin B karena harganya lebih murah. Sementara itu, untuk bahaya fisik dari pangan diantaranya, gelas, kayu, batu, logam, serangga, tulang, plastik, dan barang personal.