REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menu Filet-O-Fish mungkin tidak sepopuler menu-menu McDonald's lain seperti burger dan McNugget. Akan tetapi, Filet-O-Fish termasuk salah satu menu yang cukup lama bertahan di dalam daftar menu McDonald's. Apa alasan di baliknya?
Bicara mengenai menu Filet-O-Fish tak bisa dipisahkan dari sosok mendiang Lou Groen. Mantan presiden Cincinnati Restaurant Group ini membuka restoran cepat saji McDonald's pertama di kota Cincinnati, Ohio, pada 1959.
Seperti dilansir Reader's Digest, restoran McDonald's yang dikelola Groen tidak selalu berjalan lancar. Pada 1962, area tempat berdirinya restoran McDonald's milik Groen didominasi oleh penduduk yang menganut kepercayaan Kristen Katolik.
Kala itu, sebagian besar penganut Katolik tidak mengonsumsi daging kecuali ikan pada setiap jumat. Di sisi lain, McDonald's tidak memiliki menu ikan maupun sayuran yang dapat dikonsumsi oleh para penganut Katolik setiap Jumat.
Groen akhirnya mengajukan ide kepada pengusaha McDonald's Ray Kroc untuk memunculkan menu roti lapis ikan yang terbuat dari ikan halibut. Kroc kurang terkesan dengan ide Groen dan mengusulkan ide lain yaitu 'Hula Burger'. 'Hula Burger' merupakan burger yang berisikan nanas dan keju.
Untuk menentukan mana yang terbaik, menu roti lapis ikan milik Groen dan 'Hula Burger' milik Kroc dijual secara bersamaan pada suatu Jumat. Roti lapis ikan milik Groen berhasil terjual sebanyak 350 buah pada hari itu. Jumlah penjualan 'Hula Burger' tidak diumumkan, akan tetapi dipastikan jumlah penjualan menu milik Kroc ini jauh tertinggal dari penjualan roti lapis ikan milik Groen.
Sejak saat itu, roti lapis ikan resmi masuk ke dalam menu McDonald's dengan beberapa penyesuaian agar harga jualnya hanya 25 sen saja. Penyesuaian yang dilakukan adalah mengganti ikan halibut dengan jenis ikan lain yang lebih murah yaitu ikan cod merah.
Menu roti lapis ikan resmi menyandang nama Filet-O-Fish pada 1981. Saat ini, jenis ikan yang digunakan lebih berkelanjutan yaitu ikan Alaskan Pollock.
Meski saat ini tak banyak penganut Katolik yang menghindari konsumsi daging 'darat' setiap Jumat, opsi menu ikan tampaknya tetap penting bagi konsumen-konsumen religius. Hal ini terlihat dari tren penjualan Filet-O-Fish.
Sekitar seperempat dari penjualan menu Filet-O-Fish terjadi selama hari prapaskah Lent di musim semi. Pada hari Lent, banyak penganut Katolik yang menghindari konsumsi daging dari hewan-hewan darat.
Oleh karena itu, menu Filet-O-Fish menjadi menu permanen yang tampaknya tak akan dihapus dalam waktu dekat. Kemunculan Filet-O-Fish bertujuan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak dapat mengonsumsi daging-dagingan selain ikan, baik karena alasan religius maupun alasan kesehatan dan gaya hidup.
Karena seperti diketahui, saat ini tren diet pescatarian juga cukup populer. Diet ini mirip seperti diet vegetarian, hanya saja konsumsi ikan dan makanan laut lain masih diperbolehkan.