REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah berbelanja sekotak telur, biasanya seseorang menaruhnya di dalam lemari pendingin. Jika terlupa, telur tersebut akan mendekam di sana hingga masa kedaluwarsa.
Mantan editor Taste of Home, Kelsey Rae Dimberg, mengungkapkan jangan terburu-buru membuang telur ketika sudah lewat masa kedaluwarsa. Telur, kata Dimberg, memerlukan waktu yang sangat lama untuk benar-benar tidak bisa dikonsumsi.
Ada dua tes sederhana untuk menemukan telur kedaluwarsa. Pertama, tanggal pada karton.
Karton telur dicap dengan beberapa nomor. Nomor yang pertama adalah tanggal.
Ini berarti hari di mana toko kelontong menarik barang dari rak. Masalahnya ini terpusat pada kualitas dan kesegaran daripada keamanan atau masalah kesehatan.
Ada nomor lain di karton, yakni kode tiga digit yang disebut tanggal Julian. Tanggal tersebut adalah hari ketika telur dimasukkan ke dalam karton.
Angka ini paling berguna untuk menentukan kesegaran. Telur baru enak dimakan, sementara telur yang lebih tua ideal untuk resep lain, seperti meringue.
Untuk mengetahui apakah telur masih baik lakukan tes mengapungkan telur di dalam air. Isi gelas dengan air dan masukkan telur.
"Jika mengapung, telurnya sudah rusak. Buang telur seperti itu," ujar Dimberg, seperti yang dilansir dari Taste of Home, Ahad (17/11).
Telur yang tidak layak konsumsi sebagian besar akan berbau seperti belerang. Tes mengapungkan telur tersebut sangat membantu dan juga berguna untuk mengetahui kerangka waktu. Telur tetap segar antara tiga dan lima pekan setelah tanggal penjualan.