REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE -- Jaringan kedai kopi global Starbucks mengambil sejumlah langkah baru sebagai wujud komitmen perusahaan lingkungan. Berbagai inovasi segera dihadirkan menjelang ulang tahun ke-50 perusahaan kopi yang berkantor pusat di Seattle, Amerika Serikat, ini.
Sejak beberapa tahun belakangan, Starbucks telah meniadakan sedotan sekali pakai serta menawarkan tutup wadah tanpa sedotan. Sebagian gerai juga memperkenalkan opsi susu nabati dan memperbolehkan pengunjung membawa pulang ampas kopi bekas.
Langkah lain yang sudah dilakukan Starbucks, memberikan diskon untuk pelanggan yang membawa wadah minum sendiri guna mengurangi sampah. Sekarang, CEO Starbucks menuliskan surat terbuka yang mengumumkan komitmen jangka panjang terbaru.
Tujuan jangka panjang perusahaan yakni mengembangkan sumber daya positif. Artinya, Starbucks hendak menekan lebih banyak karbon yang dihasilkan, mengurangi lebih banyak limbah, dan menyediakan lebih banyak air bersih dari yang digunakan.
Starbucks telah mengembangkan rencana yang terdiri dari lima poin untuk mewujudkan tujuan tersebut. Pertama, memperbanyak opsi menu berbasis tanaman dan lebih ramah lingkungan. Poin kedua, mengganti kemasan sekali pakai ke kemasan yang dapat digunakan kembali.
Selanjutnya, berinvestasi dalam praktik pertanian inovatif dan regeneratif, reboisasi, konservasi hutan, dan penambahan air dalam rantai pasokan. Poin keempat, Starbucks akan berinvestasi dengan cara yang lebih baik untuk mengelola limbah.
Upaya itu dilakoni baik di gerai maupun komunitas, supaya ada lebih banyak penggunaan kembali, daur ulang, dan peniadaan limbah makanan. Poin kelima adalah berinovasi mengembangkan gerai, operasional, manufaktur, dan pengiriman ramah lingkungan.
Poin-poin tersebut merupakan tujuan jangka panjang Starbucks. Selain itu, ada tiga tujuan jangka pendek yang ditargetkan tercapai pada 2030. Pertama, pengurangan 50 persen emisi karbon dalam operasional langsung Starbucks dan rantai pasokan.
Tujuan kedua sangat berkaitan dengan sumber daya air. Starbucks akan melakukan pelestarian 50 persen jumlah air yang diambil untuk operasi langsung dan produksi kopi. Air akan dikembalikan ke masyarakat dan cekungan air dengan risiko tinggi.
Terakhir, Starbucks akan mengurangi 50 persen limbah yang dikirim ke TPA dari gerai serta pabriknya. Untuk menegaskan komitmen ini, Starbucks bakal menandatangani Komitmen Global Ekonomi Plastik Baru dari Ellen MacArthur Foundation, dikutip dari laman Sheknows, Senin (26/1).