Biasanya setiap komunitas itu terbentuk dari beberapa individu yang memiliki ketertarikan yang sama, dan dari kesamaan ketertarikan tersebutlah akhirnya satu individu bertemu dengan individu yang lain dan merasa saling cocok untuk berbagi cerita, hobby, atau apa pun yang berhubungan dengan ketertarikan mereka. Begitu juga dengan komunitas kami yang bernama “Love Our Heritage” atau biasa disingkat dengan LOH.
Komunitas LOH terbentuk dari beberapa orang yang memiliki ketertarikan akan sejarah, seni dan budaya, khususnya sejarah, seni dan budaya negara kita Indonesia. Awal pertemuan kami bermula dari seringnya mengikuti kegiatan dari komunitas lain yang sejenis, yaitu Komunitas Jelajah Budaya, Komunitas Sahabat Museum, dan Komunitas Historia. Karena seringnya kami bertemu bahkan sampai mengadakan kopi darat di berbagai tempat, akhirnya kami membentuk komunitas sendiri.
Tidak hanya memiliki ketertarikan yang sama, kami juga memiliki keperihatinan yang sama. Kami sungguh prihatin terhadap beberapa bangunan tua yang memiliki nilai historis dan edukasi yang tinggi namun tidak terawat. Jumlah bangunan yang seperti itu banyak sekali dan sangat membutuhkan perhatian, tidak hanya dari pemerintah namun juga dari masyarakat.
Masyarakat, pemerintah, dan juga pihak yang menguasai atau memiliki tempat bersejarah memiliki peranan yang amat penting untuk pelestarian bangunan bersejarah tersebut. Namun, mesti ada motor penggerak, yang pada akhirnya bisa saling bekerja sama.
Musoleum OG Khouw
Sebuah bangunan yang menjadi proyek pertama komunitas LOH yaitu sebuah musoleum di bilangan TPU Petamburan Jakarta, Musoleum OG Khouw. Menurut seorang pakar sejarah sekaligus guru besar Universitas Tarumanegara, Alm. Wastu Tjong, Musoleum ini merupakan Musoleum terbesar se-Asia Tenggara.
Bangunan musoleum ini merupakan sebuah bangunan yang megah yang hampir seluruhnya terbuat dari marmer berkualitas tinggi yang didatangkan langsung dari Italia. Bahkan, menurut Koran Sinpo terbitan 1930-an, kemegahan bangunan musoleum tersebut melebihi kemegahan makan Rockerfeller di Amerika Serikat pada masa itu.
Mausoleum ini sangat berpotensi menjadi salah satu tujuan wisata warga Jakarta dan karenanya perlu untuk dilestarikan dan disosialisasikan me gingat belum banyak yang mengetahui tentang bangunan mausoleum ini. Sayangnya kondisi bangunan ini memprihatinkan. Keadaannya sangat tidak terawat, sangat kotor, dan sering menjadi tempat orang untuk mencari pesugihan dan perbuatan asusila.
Akhirnya, kami sepakat untuk menggelar kerja bakti membersihkan mausoleum dan mengumpulkan massa yang bersedia membantu secara sukarela membersihkan bangunan ini. Akhirnya kegiatan bakti royong pun terlaksana. Bangunan mausoleum yang sebelumnya sangat kotor kini menjadi bersih dan nyaman untuk dikunjungi. Sementara pintu kami pasang agar tidak ada lagi orang yang datang untuk tujuan pesugihan maupun tujuan asusila. Untuk tetap menjaga dan merawat bangunan mausoleum ini, kegiatan bersih-bersih yang biasa kami sebut “bakti royong” ini kami adakan secara rutin setiap bulan.
Kegiatan Love Our Heritage tidak terbatas hanya pada kegiatan bersih-bersih, kami juga memiliki kegiatan lain, seperti workshop membatik yang biasa diadakan di Museum Tekstil dan kegiatan jalan-jalan menjelajahi tempat-tempat bersejarah dan unik lainnya seperti di sekitar kota tua Jakarta, Pasar Baru, dan lain sebagainya.
Ferry Guntoro
Rubrik ini bekerja sama dengan Komunitas Love Our Heritage.
@loveourheritage