Jumat 26 Jan 2018 13:37 WIB

Kualitas Tidur Anak Pengaruhi Kebiasaan Makan

Anak yang kurang tidur cenderung makan melebihi porsi hingga menyebabkan obesitas.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Indira Rezkisari
Anak tidur
Foto: pixabay
Anak tidur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang kurang tidur di malam hari mengalami gangguan makan yang lebih banyak. Selain itu, mereka memiliki perut yang lebih besar daripada anak yang memiliki jumlah tidur malam yang disarankan.

Empat dari 10 anak di Inggris atau 4,53 juta anak usia lima sampai 19 tahun mengalami obesitas pada 2016. Hal tersebut naik dari tahun 1975 berjumlah 2,66 juta. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola tidur berperan dalam obesitas pada orang dewasa. Namun penelitian kebanyakan hanya difokuskan pada durasi tidur, bukan kualitas pola tidur.

Sementara durasi tidur yang penting, peneliti di pusat Kanker Massey di Universitas Virginia Commonwealth memeriksa kualitas tidur yang berguna dalam merancang strategi pencegahan obesitas pada anak. "Obesitas pada masa kanak-kanak sering menyebabkan obesitas dewasa. Ini menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar dalam mengembangkan kanker terkait obesitas di masa dewasa," papar Profesor Bernard Fuemmeler seperti dilansir dari laman Express.

"Hari ini banyak anak tidak cukup tidur. Ada sejumlah gangguan seperti adanya layar di kamar tidur yang berkontribusi ada gangguan tidur terbagi-bagi. Ini yang membuat kelebihan waktu yang dapat menjadi faktor risiko obesitas," lanjutnya.

Untuk mengukur kebiasaan makan, peneliti melihat bagaimana anak-anak makan tanpa tes kelaparan. Mereka makan dan melaporkannya saat merasa kenyang. Kemudian peneliti melacak berapa banyak makanan yang mereka makan begitu mereka mencapai titik kenyang.

Studi ini menemukan durasi tidur yang lebih pendek yang diukur dalam jam,berkaitan dengan skor BMI atau indeks masa tubuh yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin. Setiap jam tidur tambahan dikaitkan dengan penurunan angka BMI sekitar 13 dan penurunan lingkar pinggang sebesar 1,29 cm.

Aktivitas tidur yang terbagi dan variabilitas yang meningkat akan mempengaruhi ukuran frekuensi dan tingkat transisi antara tidur dan aktivitas. Sealain itu, dikaitkan pula dengan lingkar pinggang yang lebih besar.

Peneliti perlu memahami lebih tentang cara tidur yang buruk mempengaruhi berat badan. Selain itu, apa kualitas tidur mempengaruhi berat badan atau berat badan pada anak mempengaruhi tidur mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement