Selasa 12 Jul 2016 18:25 WIB

Anak Sulit Makan Sayuran? Tokoh Kartun Bisa Membantu

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Anak sedang makan
Foto: nymag
Anak sedang makan

REPUBLIKA.CO.ID, Sayuran merupakan makanan sehat yang cukup sering 'dijauhi' oleh banyak anak-anak. Untuk menyiasatinya, penggunaan maskot kartun pada sayuran ternyata dapat mendorong anak-anak untuk lebih menyukai sayuran.

Sebuah penelitian yang dipublikasi dalam jurnal Pediatrics menemukan bahwa strategi maskot kartun ini sudah lama diterapkan oleh produsen makanan junk food. Oleh karena itu, cukup mudah menemukan kemasan makanan ringan hingga makanan bergula dan berlemak tinggi dihiasi oleh karakter kartun terkenal.

Meski terkesan sepele, penggunaan karakter kartun pada kemasan makanan junk food ternyata memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berusia empat hinga enam tahun lebih banyak mengonsumsi makanan junk food yang memiliki kemasan dengan hiasan karakter kartun seperti Shrek, Dora the Explorer atau pun Scooby-Doo.

Penggunaan karakter kartun sebagai maskot kemasan makanan junk food ini secara tak langsung dapat mempromosikan obesitas di masa kanak-kanak. Pasalnya, penggunaan maskot kartun tersebut mendekatkan anak-anak dengan berbagai produk makanan tak sehat yang kaya akan gula dan lemak.

Di sisi lain, sayuran tidak 'dipromosikan' dengan cara yang sama kepada anak-anak. Oleh karena itu, tim peneliti dari Cornell Center for Behavioral Economics in Child Nutrition Programs mencoba untuk mempromosikan sayuran pada anak-anak dengan menggunakan karakter kartun sayuran bernama Super Sprowtz.

Tim peneliti mendekorasi kantin dari 10 sekolah dasar di sebuah daerah yang tidak disebutkan dengan karakter kartun buah Super Sprowtz. Di beberapa sekolah, maskot kartun sayuran ini hanya menghiasi bar salad di kantin saja. Di beberapa sekolah lainnya, maskot kartun sayuran Super Sprowtz hanya hadir dalam video yang mendorong pola makan sehat kepada anak-anak SD. Beberapa sekolah sisanya menerapkan dua strategi promosi Super Sprowtz baik melalui bar salad dan juga video.

Di akhir percobaan, tim peneliti menemukan bahwa sekolah yang hanya menggunakan bar salad atau video saja tidak menunjukkan peningkatan anak dalam menyantap sayuran yang cukup banyak. Akan tetapi sekolah yang menerapkan bar salad dan video Super Sprowtz dalam mempromosikan pola makan sehat menunjukkan hasil yang luar biasa.

Di sekolah yang menerapkan dua strategi sekaligus, jumlah anak-anak yang mengonsumsi salad sayuran bertambah hingga tiga kali lipat. Jika sebelum Super Sprowtz 'datang' hanya ada 10,2 persen anak yang menyantap salad sayuran, kehadiran maskot kartun ini membuat angka tersebut meningkat pesat hingga 34,6 persen.

"Kombinasi antara strategi marketing dan pilihan sehat memiliki potensi besar dalam memperbaiki apa yang anak-anak pilih dan makan, baik di dalam atau pun di luar sekolah," ungkap tim peneliti seperti dilansir New York Media.

Tim peneliti mengatakan strategi promosi sayuran dengan memanfaatkan maskot kartun bukan sekedar menawarkan makanan sehat pada anak. Lebih dari itu, strategi promosi sayuran dengan maskot karton dapat menimbulkan keinginan dalam diri anak-anak untuk memilih dan menyantap sayuran.

"Seperti orang dewasa, anak-anak cenderung mempertahankan pilihan yang mereka buat sendiri dengan bebas. Anak-anak yang didorong untuk memilih sayuran dengan kampanye marketing menyenangkan cenderung mengonsumsi sayuran lebih baik dibandingkan anak-anak yang dipaksa untuk mengonsumsi sayuran," jelas peneliti sekaligus direktur dari program Cornell, David Just.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement