Selasa 09 Apr 2019 21:20 WIB

Lima Trik Mencuci Pakaian yang Ramah Lingkungan

Pemakaian deterjen atau pewangi selama proses mencuci bisa menimbulkan polusi

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Christiyaningsih
Mesin cuci (ilustrasi)
Foto: safebee
Mesin cuci (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua orang membutuhkan pakaian bersih. Akan tetapi penggunaan deterjen atau pewangi selama proses mencuci bisa menimbulkan polusi dan menghasilkan zat kimia yang berdampak buruk bagi bumi.

Pemutih misalnya, berkontribusi terhadap klorin di saluran air kita. Banyak bahan kimia di deterjen yang hanya memperburuk masalah lingkungan. Selain penggunaan deterjen, energi yang dibutuhkan untuk mencuci pakaian juga cukup besar.

Baca Juga

Di Amerika Serikat (AS), pengering memakan hingga enam persen dari energi yang digunakan oleh rumah tangga. Dilansir Popular Science, ada lima tips mencuci untuk menjaga pakaian tetap segar namun tetap ramah lingkungan.

1. Gunakan air dingin

Menggunakan air panas untuk mencuci pakaian memang efektif membunuh bakteri dan kuman. Akan tetapi air panas juga bisa memudarkan warna pakaian sehingga akan menimbulkan masalah lingkungan.

Mencuci pakaian dengan air panas juga memakan energi yang sangat besar yaitu mencapai 90 persen. Karenanya jika mencuci dengan air dingin bisa lebih menghemat energi.

2. Gunakan deterjen yang dapat terurai secara hayati

Kebanyakan deterjen modern menggunakan surfaktan non-ionik dan anionik. Ini membuatnya lebih mudah untuk menghubungkan berbagai kombinasi gas, cairan, dan padatan satu sama lain. Jika ada kotoran di pakaian Anda, ujung hidrofilik dari senyawa surfaktan akan menempel pada molekul air sementara ujung hidrofobik mengambil kotoran.

Masalahnya adalah surfaktan beracun bagi satwa liar dan bertahan lebih lama daripada kandungan deterjen yang dapat terurai secara hayati. Adapun deterjen yang dapat terurai secara hayati, biasanya menggunakan pembersih seperti sodium lauryl sulfate yang terurai dalam waktu sekitar empat hari dan biasanya diperoleh dari tanaman.

Deterjen yang ramah lingkungan juga biasanya akan diberi label pada kemasan. Deterjen ramah lingkungan tidak mengandung warna, parfum, dan tidak gatal.

3. Hindari pengering mesin cuci

Pengering adalah perusak pakaian. Seiring waktu, pengering bisa menyusutkan pakaian dan meningkatkan keausan (susut karena tergosok, red) karena panas yang ditimbulkan pengering mengemas serat kain basah menjadi satu. Semakin sering menggunakan pengering, semakin cepat pakaian cepat aus dan berakhir di tempat sampah.

Pada 2015 di AS, lebih dari 32 miliar pon tekstil dibuang ke tempat sampah dan ini tentunya hanya memperburuk masalah. Plastik mudah masuk ke limbah pakaian dan itu menjadi faktor yang lebih besar dalam polusi mikroplastik.

4. Ganti mesin yang hemat energi

Masalah lain adalah pada peralatan mencuci lama kita. Di era teknologi seperti saat ini, banyak mesin cuci yang dirancang untuk menghemat air dan energi. Jika mesin cuci Anda boros air dan energi, tidak ada salahnya membeli mesin baru dengan energi terbarukan.

5. Beli baju dengan serat alami

Untuk menghindari limbah plastik dari pakaian, Anda bisa mengganti pakaian lama dengan bahan yang menggunakan serat alami seperti wol, kapas, dan rami.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement