Selasa 05 Feb 2019 15:25 WIB

Pengelola Sam Poo Kong Diminta Bangun Masjid

Masayraakat yang mengunjungi Sam Poo Kong sekaligus bisa belajar kebinenekaan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga keturunan Tionghoa membakar replika kapal dan patung kertas pada ritual Ci Swak di Klenteng Sam Poo Kong, di Semarang, Senin (22/2)
Foto: Antara/R. Rekotomo
Warga keturunan Tionghoa membakar replika kapal dan patung kertas pada ritual Ci Swak di Klenteng Sam Poo Kong, di Semarang, Senin (22/2)

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG—Pengelola Sam Poo Kong (Kleneng Gedong Batu) Semarang diminta menyiapkan satu tempat bagi pembangunan masjid, di kawasan lingkungan cagar budaya tersebut. Selain untuk menguatkan spirit pluralisme, sejarah ketokohan Laksamana Cheng Ho juga bisa mengedukasi generasi masa kini.

“Selain karena Laksamana Cheng Ho juga seorang muslim, semangat pluralisme tinggi akan terwujud dan pengunjung mengetahui sejarah perjalanan Cheng Ho dan pembangunan klenteng ini,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di sela menghadiri Peringatan Tahun Baru Imlek di Klenteng Sam Poo Kong, Selasa (5/2).

Dengan begitu, kata gubernur, masyarakat yang berkunjung ke destinasi wisata religi tersebut akan mendapatkan pengalaman yang hebat, terutama soal pluralisme serta Bhinneka Tunggal Ika.

Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini mengaku kagum dengan penataan yang ada di  kawasan klenteng Sam Poo Kong, sebagai salah satu destinasi wisata domestik maupun internasional.

Baca juga: 10 Objek Wisata Terpopuler Korea Sepanjang 2018

Ia pun ingin kebersihannya senantiasa dijaga. Bila perlu pengelola juga kreatif untuk ciptakan event-event menarik baik kelas nasional. Selain itu, ia juga ingin agar pengelola menambah suovenir dan kulinernya.

“Tetapi harganya jangan ngepruk (terlalu mahal-red). Sehingga, pengunjung akan semakin banyak jika pengelolaan Sam Poo Kong makin berkualitas,” katanya.

Saat menyapa ribuan pengunjung, gubernur pun tak lupa meminta agar turut menjaga dan merawat Sam Poo Kong, agar situs cagar budaya ini senantiasa menjadi simbol kerukunan dan kemakmuran.

Di lain pihak, ia juga mengapresiasi pengelola klenteng Sam Poo Kong yang telah menyemarakkan perayaan Tahun Baru Imlek 2570 kali ini dengan berbagai kegiatan untuk mendorong harmonisasi antar umat dan etnis tersebut.

Seperti penyelenggaraan bazar kuliner, lomba kreasi tumpeng, festival keroncong, barongsai, kostum figure hingga pagelaran reog Bali tersebut.

“Jika peringatan tahun baru Imlek itu biasanya hujan sebagai sebuah harapan kesuburan dan ketenangan, kita berharap nanti saja dan kalaupun turun hujan jangan terlalu deras, biar tidak banjir,” kata dia.

Sementara itu, peringatan Tahun Baru Imlek, di klenteng Sam Poo Kong diawali pada Jumat (1/2) dan berakhir Senin (4/2). Sedangkan puncak dari acara perayaan Imlek digelar pada hari ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement