REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi para penggemar balet, pertunjukan "The Nutcracker" tentunya sudah tidak asing lagi. Pertunjukan balet klasik yang terdiri dari dua babak dengan koreografi dan musik yang sangat menghanyutkan ini bercerita tentang seorang gadis yang mendapat hadiah sebuah boneka "Nutcracker" serta perjalanan mereka.
Pertunjukan "The Nutcracker" dengan koreografi asli yang dibuat oleh Marius Petipa dan Lev Ivanov diiringi musik karya Pyotr Illych Tchaikovsky selalu ditunggu-tunggu dan sudah menjadi seperti 'menu wajib' untuk ditampilkan semua sekolah balet di dunia tanpa terkecuali balet Sumber Cipta.
Sebagai salah satu sekolah balet tertua di Indonesia, Ballet Sumber Cipta yang didirikan pada 1976 oleh Farida Oetoyo sudah beberapa kali mementaskan "The Nutcracker" dalam repertoire balet klasik. Pementasan terakhir di 2011 merupakan koreografi Farida sendiri.
Tahun ini Sumber Cipta menampilkan "The Nutcracker in Jazz" dalam repertoire balet kontemporer modern dengan penata artistik Yudistira Sjuman, dimana musik "The Nutcracker" diaransemen dalam bentuk jazz dan dibawakan oleh live jazz orchestra mengiringi tarian.
Selain siswa dan pengajar Ballet Sumber Cipta, pertunjukan ini juga melibatkan pengajar, alumni dan siswa terpilih dari Sjuman School of Music pimpinan Aksan Sjuman sebagai tim aransemen musik.
"The Nutcracker in Jazz" merupakan produksi kedua Rumah Karya Sjuman di tahun ini setelah film "Nay" di bulan November. Rumah Karya Sjuman sendiri merupakan sebuah perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang seni yang didirikan oleh penerus dari Sjumandjaja yaitu Yudistira Sjuman mewakili tari yang juga pimpinan Ballet Sumber Cipta, Aksan Sjuman mewakili musik dan Djenar Maesa Ayu mewakili film.
Pertunjukan "The Nutcracker in Jazz" akan diadakan dua kali yaitu pada tanggal 19 Desember 2015 pukul 19.00 dan 20 Desember 2015 pukul 16.00 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
The Nutcracker pertama kali dipentaskan dalam sebuah balet klasik di Rusia pada 18 Desember 1892.
