REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Seniman asal Yogyakarta menggelar pentas wayang kulit semalam suntuk yang merupakan bagian dari muhibah budaya daerah setempat ke Provinsi Lampung.
"Pagelaran wayang kulit itu berlangsung di Lapangan Way Dadi Sukarame, Bandarlampung semalam dan merupakan muhibah budaya Pemerintah Provinsi DIY sekaligus memperingati HUT ke-52 Provinsi Lampung," kata Staf Ahli Gubernur Lampung Bidang Pembangunan Fahrizal Darminto, di Bandarlampung, Ahad.
Ia menyampaikan bahwa seni wayang kulit merupakan warisan budaya Indonesia yang diakui dunia sehingga patut menjadi kebanggaan.
Menurutnya, pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak sekali budaya luar yang masuk dan banyak pula budaya Indonesia diklaim negara lain.
"Jadi sangat ironi bila kita sebagai bangsa Indonesia tidak cukup gesit untuk mempertahankan kebudayaan asli milik kita. Dengan adanya gelaran wayang kulit ini masyarakat dapat terhibur dan untuk memperkenalkan kepada generasi muda sehingga kelak budaya kita tidak hilang ditelan bumi," ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Umar Priyono menyampaikan, dalam rangka pelestarian, pengembangan, dan aplikasi nilai-nilai budaya luhur di masyarakat, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan pada 2016 berkunjung ke Provinsi Lampung dengan menampilkan tiga dalang, yakni Tomas Kumoro, Ki Utoro Wijayanto, dan Kikiatno dengan mengangkat lakon cerita "Gatot Kaca Kalajaya".
Kegiatan itu bentuk sumbangsih DIY kepada masyarakat Provinsi Lampung dalam upaya pengembangan wayang kulit gaya Yogjakarta.
Wayang kulit semalam suntuk guna memberikan nilai-nilai moral manusia di dunia. Karena didunia, wayang tergambar jelas karakter jiwa, dan kepribadian manusia dalam kehidupan.
Selain ratusan masyarakat yang antusias menyaksikan wayang kulit, juga hadir para pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung.