REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X digelar di Taman Budaya Banten, 15-17 Desember 2017. Kegiatan tersebut dihadiri para penyair dari serumpun Melayu, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunai.
Rilis Panitia PPN X yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/12) menyebutkan, PPN X Banten tampak digelar secara besar-besaran, karena diwarnai seminar international tentang metode mutakhir pengajaran sastra, simposium internasional tentang puisi untuk perdamaian dunia, dan panggung baca puisi yang menghadirkan para jagoan baca puisi di Tanah Air. “Ini pentas puisi yang paling heboh sepanjang sejarah PPN,” kata Tarmizi Rumah Hitam yang tak pernah absen dari PPN.
Sutardji Calzoum Bachri dan Sosiawan Leak tampil memukau pada malam pembukaan. Pada malam penutupan, jago-jago baca puisi seperti Amin Kamil, Hamdy Salad, Imam Ma’arif, Tarmizi Rumah Hitam, Iyut Fitra, Isbedy Stiawan ZS, dan Shobir Pur, menggetarkan panggung baca puisi PPN. “Ini menunjukkan pencapaian penting seni baca puisi di Indonesia,” kata Sutardji, mengomentari pertarungan para penyair pada malam penutupan.
Ada sekitar 30 penyair Indonesia yang tampil baca puisi, ditambah sekitar 40 penyair Banten, dan 20 penyair manca negara yang ikut baca puisi. Sehingga, pentas baca puisi terasa padat, dan pada malam penutupan pertunjukan baru berakhir sekitar pukul 02.00 dini hari.
Ada beberapa penyair yang tidak kebagian tampil karena padatnya acara. Tak lupa beberapa grup kesenian setempat, seperti Sanggar Harum Sari, RBI Banten, Kebon Sora, Debus Tunas Muda, dan Sanggar Ratu Ansera, ikut meramaikan panggung.
Simposium puisi untuk perdamaian dunia menampilkan Nuruddin Asyhadie, Mahroso Doloh, Shamsuddin Othman, Ahmadun Yosi Herfanda, Syarifah Yatiman, dan Shaikh Mansor, sebagai pembicara, dengan moderator Sulaiman Djaya.
Sedangkan seminar metode pengajaran sastra menampilkan Suminto A. Sayuti, Mohamad Saleeh Rahamad, Zefri Ariff, Djamal Tukimin, dan dimoderatori oleh Viddy AD Daery.