Rabu 07 Nov 2018 11:30 WIB

Milenial Inggris Pura-Pura Punya Hubungan Bahagia di Medsos

Beberapa orang merasa tertekan untuk menampilkan kesuksesan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Hubungan pria dan wanita
Foto: pixabay
Hubungan pria dan wanita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan, setengah dari generasi milenial berpura-pura hubungan mereka lebih bahagia daripada yang terjadi sebenarnya. Sebuah survei mendalam terhadap lebih dari 2.000 orang dewasa Inggris, yang dilakukan Relationship Support Charity Relate mengungkapkan 51 persen milenial atau hampir dua pertiga (39 persen) dari masyarakat umum mengatakan mereka membuat hubungan mereka terlihat lebih baik kepada orang lain daripada yang sebenarnya.

Terlebih lagi, 42 persen dari milenial dan 27 persen responden mengaku menggunakan platform media sosial, seperti Facebook atau Instagram. Tujuannya memberi kesan bahwa hubungan mereka sempurna.

Awal tahun ini, seorang seksolog dan ahli hubungan Nikki Goldstein mengklaim perilaku semacam ini adalah tanda seseorang mencari validasi untuk hubungan mereka dari orang lain. Psikolog, pelatih kencan dan ahli hubungan Madeleine Mason juga sepakat dengannya.

Dia menyatakan ada sejumlah alasan mengapa pasangan ingin menggambarkan kesuksesan. "Orang-orang menginginkan perhatian, dan kisah-kisah positif cenderung dirayakan, disukai, dan dikomentari," katanya dilansir di Independent, Rabu (7/11).

"Dalam kasus lain, beberapa orang merasa tertekan untuk menampilkan kesuksesan karena takut tidak berhasil. Beberapa orang ingin percaya hal-hal berjalan dengan baik, jadi dengan mengkurasi gambar positif mereka berusaha menipu diri mereka sendiri agar berpikir hal-hal baik-baik saja," kata Mason.

Menurut penelitian baru ini, sebagian besar dari mereka lelah dengan konsep hubungan yang sempurna. Sebanyak 92 persen orang mengakui mereka akan mendapat manfaat jika semua orang lebih terbuka dan jujur.

Hal ini juga menemukan mayoritas milenial atau 87 persen bercita-cita memiliki hubungan seumur hidup. Sepertiganya atau 33 persen responden mengatakan hubungan mereka telah bertahan dari perselingkuhan.

"Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian kami, tampaknya ada banyak tekanan saat ini, terutama di kalangan generasi milenium, untuk memberi kesan 'hubungan yang sempurna'," kata konselor hubungan Dee Holmes.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement