Ahad 16 Apr 2017 16:55 WIB

Maluku Utara Ingin Bergaul dengan Ekonomi Dunia

Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba membuka The 1st North Maluku International Business Forum 2017 di Hotel Grand Dafam Bela, Ternate, Maluku Utara, Ahad  (16/4).
Foto: Dok Pemprov Malut
Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba membuka The 1st North Maluku International Business Forum 2017 di Hotel Grand Dafam Bela, Ternate, Maluku Utara, Ahad (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE – Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) menggelar  The 1st North Maluku International Business Forum, 16-17 April 2017.  Forum Bisnis Internasional   itu dihadiri pengusaha dan investor dari dalam dan luar Indonesia.

Saat membuka The 1st North Maluku International Business Forum 2017 di Hotel Grand Dafam Bela, Ternate, Maluku Utara, Ahad  (16/4), Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba mengatakan,  Provinsi Maluku Utara ingin membuka diri terhadap pergaulan ekonomi dunia.

Abdul Gani menginginkan agar Maluku Utara bisa sejajar dengan daerah lain dalam bidang ekonomi. Sebagai provinsi yang cukup muda, Maluku Utara ingin agar potensi ekonomi daerahnya dikenal dunia. "Saya ingin agar kita keluar. Jangan hanya berkutat pada proyek di Maluku Utara saja. Kenalilah model bisnis dari negara luar," ujar Abdul Gani dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (16/4).

Pada The 1st North Maluku International Business Forum negara-negara yang mengirimkan delegasinya adalah Australia, Malaysia, Singapura dan Yordania.

Abdul Gani menyebut potensi Maluku Utara masih cukup besar terutama di sektor kelautan. Sekitar 73 persen wilayah Maluku Utara adalah laut. Sehingga potensi ekonomi dari kelautan dan perikanan masih sangat besar.

Kadis Perindag Provinsi Maluku Utara yang juga Ketua Panitia Eksekutif The 1st North Maluku International Business Forum, Asrul Gailea menambahkan Maluku Utara memiliki sejarah perdagangan rempah. Sehingga hubungan dengan dunia luar harus terbuka.

Saat ini, papar Asrul, banyak produk  Maluku Utara langsung diekspor tanpa harus melalui pelabuhan singgah di Makassar atau Singapura. Kelebihan ini membuat peluang ekspor produk Maluku Utara semakin besar.

Namun, ia mengakui saat ini jalur pelabuhan belum terintegrasi. "Kita targetkan punya pelabuhan terpusat sehingga bisa membesarkan ekonomi Malut. Termasuk kita harus pusatkan satu Bandara Internasional," sebut Asrul.

Pada 1st North Maluku International Business Forum, papar Asrul, Maluku Utara menawarkan beberapa produk unggulan seperti perikanan, perkebunan, kehutanan dan wisata. "Sementara delegasi yang datang melihat infrastruktur, kehutanan dan bidang kesehatan," tutur Asrul.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement