Rabu 06 Nov 2024 11:42 WIB

Di Hadapan Warga Sula, Sultan Tidore: Saya Bilang ke Istri, Jadi Pemimpin Itu Menderita

Sultan Tidore mengajak warga Sula turut benahi Maluku Utara

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Sultan Tidore, Husain Alting Sjah
Foto: Dok Istimewa
Sultan Tidore, Husain Alting Sjah

REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SULA— Kampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara, Sultan Husain Alting Sjah-Asrul Rasyid Ichsan (HAS) di Kabupaten Kepulauan Sula dipenuhi massa yang membludak.

Kampanye cagub nomor urut 1 itu dipusatkan di Desa Fogi, Kecamatan Sanana, Selasa (5/11/2024)

Baca Juga

Presidium Canga Muda Muzril Musa menjelaskan, ada lima alasan mengapa Sultan Husain cocok dipilih menjadi gubernur Malut. Alasan pertama, menurut Muzril, Malut tak kunjung maju lantaran selama ini salah memilih pemimpin.

"Selama ini kita pilih pemimpin yang mengutamakan keluarganya, kelompoknya, tapi tidak mengutamakan kepentingan rakyat," kata Muzril, dalam keterangannya, Rabu (6/11/2024).

Alasan kedua, kata Muhrim, untuk mengangkat harkat dan martabat sebagai daerah yang dikenal sebagai Jaziratul Mulk. Kata Muhrim, Negeri ini ada tuan tanahnya, coba diserahkan kepada tuan tanahnya untuk memimpin negeri ini.

"Saya ajak kita semua menjaga harkat dan martabat negeri ini agar terhindar dari musibah," sambung Abdurrahim.

Alasan ketiga, Husain Sjah sebagai seorang sultan sudah dididik untuk memimpin sejak kecil dalam keluarganya. Karena itu tidak salah jika kita menjadikan Sultan gubernur karena kemampuan memimpinnya," tuturnya.

"Lalu memiliki integritas dan pengetahuan agama yang tinggi. Dan yang terakhir adalah memiliki toleransi tinggi. Sultan memiliki toleransi tinggi, karena itu merupakan adat dalam kesultanan," Ucapnya.

Sementara itu, calon gubernur Maluku Utara, Sultan Husain Alting Sjah dalam orasinya menyatakan dia tak pernah berhenti mengingatkan wakilnya Asrul Rasyid Ichsan untuk memimpin dengan adab. Termasuk menempatkan diri sebagai pelayan, sebab rakyat adalah tuan. "Jadi kalo ada pemimpin bikin diri tuan, maka dia tidak pantas jadi pemimpin!,” ujar Sultan.

Selain itu, anak istrinya dan Asrul dilarang ikut campur pemerintahan atau main proyek dalam pemerintahan provinsi Malut.

BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Sultan mengingatkan peran orang Sula yang besar dalam kesultanan. Kesultanan Tidore dan Ternate membutuhkan orang-orang hebat asal Sula untuk mengusir penjajah.

"Saya sudah bilang ke istri sejak awal bahwa menjadi pemimpin itu menderita. Jadi jangan bayangkan menjadi istri gubernur lalu hidup senang-senang. Istri dan anak yang ikut campur urusan pemerintahan akan membawa kesengsaraan bagi suami dan ayah," tuturnya.

"Dan hari ini saya butuh tangan orang Sula untuk bersama-sama menyelamatkan Maluku Utara," ujar Sultan Husain. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement