REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para tenaga medis, termasuk perawat, selama ini termasuk kelompok yang aspirasi politiknya seolah terpinggirkan, terutama di DKI Jakarta. Alhasil, sejumlah kebijakan pemerintah daerah terkesan tidak berpihak kepada mereka.
Karenanya, kehadiran calon gubernur DKI Jakarta, Hidayat Nurwahid, dalam seminar perpolitikan yang diselenggarakan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Rumah Sakit Bunda Aliyah, Jl. Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Jumat (22/6), dimanfaatkan para perawat untuk menyampaikan aspirasinya.
"Pak, dengan gubernur yang sekarang kita mendapatkan Tunjangan Kerja Daerah (TKD). Saya dengar, kalau gubernurnya diganti, maka TKD-nya dicabut?" tanya Animah, perawat Rumah Sakit Duren Sawit, Jakarta Timur, kepada Hidayat.
Menanggapi hal tersebut, Hidayat justru bertekad untuk memperbaiki kesejahteraan para perawat. "Kalau saya yang terpilih, maka saya akan cabut. Ya, saya akan cabut kezalimannya. Artinya, segala yang menyulitkan, yang sebenarnya justru merenggut hak rakyat, akan kita cabut," jelas calon gubernur nomor urut 4 tersebut.
Merespon janji Hidayat, seluruh peserta pun mendeklarasikan dukungannya untuk memenangkan pasangan Hidayat Nurwahid-Didik J. Rachbini pada Pemilukada, 11 Juli mendatang.
Marianto, Ketua PPNI Jakarta Utara mengungkapkan, para perawat memang tidak perlu alergi dengan politik. Justru sebaliknya, perawat harus sadar dengan politik, sehingga aspirasi perawat bisa tersampaikan.
Senada dengan Marianto, Ruslin, perawat Rumah Sakit UKI, Jakarta Timur, juga menanggapi positif adanya seminar politik tersebut. "Kelak perawat harus ada perwakilannya di parlemen supaya suara perawat ada yang mewakili," tandasnya.