REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin besar Kuba, Fidel Castro, meninggal dunia pada Jumat malam, (25/11) sekitar pukul 22.29 waktu setempat. Berita meninggalnya Castro toh tetap melahirkan rasa kehilangan.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), Fadli Zon, menyampaikan ucapan duka kepada rakyat dan pemerintah Kuba. Menurutnya Castro adalah salah satu pemimpin besar Dunia Ketiga. Pengaruhnya tidak kecil bagi sejarah politik dunia. Sehingga, meninggalnya Castro tentu merupakan sebuah kehilangan besar.
“Bukan hanya bagi Kuba, tapi juga bagi masyarakat Dunia Ketiga secara umum,” kata dia, dalam siaran persnya, Senin (28/11)
Menurut Fadli, bagi Indonesia, Castro dan Kuba adalah sahabat dekat. Sesudah Revolusi Kuba 1959, Indonesia termasuk negara pertama yang segera membuka hubungan diplomatik dengan Kuba. Bahkan, Presiden Soekarno merupakan kepala negara asing pertama yang mengunjungi Kuba sesudah berhasilnya penggulingan rezim Batista oleh gerakan revolusi yang dipimpin oleh Fidel Castro, Che Guevara, dan Raul Castro, yang kini menjadi Presiden Kuba.
“Jadi, hubungan kita dengan Castro dan Kuba sangat dekat,” kata dia.
Selain itu nama Republik Indonesia pernah diabadikan menjadi nama tiga sekolah dasar di Havana, menyusul kunjungan Bung Karno ke Kuba, 9-14 Mei 1960. Itu menunjukkan besarnya respek yang diberikan Castro terhadap Indonesia dan juga Bung Karno. Sebagai cinderamata, pada saat kunjungan itu Bung Karno memberi Castro hadiah peci dan keris.
Kata Fadli, di bawah Castro, Kuba memang sangat menghormati Indonesia. Hal itu tidak lepas dari kepeloporan Indonesia dalam menggalang solidaritas negara-negara Dunia Ketiga melalui Konferensi Asia Afrika, yang berhasil menjahit negara-negara berkembang agar tidak terkooptasi oleh dua blok besar yang bertarung pada masa Perang Dingin. Itu sebabnya dulu sesudah revolusi Kuba berhasil, Castro segera mengutus Che Guevara untuk mengunjungi Indonesia dan sejumlah negara Asia dan Afrika lainnya.
Meski merupakan pemimpin negara komunis, Castro tak segan memberikan pembelaan terhadap Palestina, serta konsisten mengecam serta melawan segala bentuk intervensi Barat terhadap negara-negara Dunia Ketiga. “Sikap berani yang layak dicontoh oleh pemimpin-pemimpin negara berkembang lainnya.” kata dia.
Sebagai pemimpin, Castro berhasil memajukan Kuba, terutama melalui sektor pendidikan dan kesehatan. Bahkan, kebijakan pendidikan dan kesehatan Kuba kini diakui merupakan salah satu yang termaju di dunia. Melalui kebijakan pendidikan dan jaminan kesehatan gratis, Kuba saat ini memiliki tingkat literasi dan angka harapan hidup yang tinggi.