REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para raja, sultan, datu, ratu, pewaris, dan penerus kerajaan dan kesultanan serta kedatuan Nusantara Indonesia mengadakan Silahturahim Nasional (Silatnas) Raja dan Sultan Nusantara V 2017. Silaturahim ini bertujuan untuk memelihara, menjaga, dan mengembangkan adat-istiadat dan budaya, serta peradaban yang ada di Indonesia.
Silatnas berupaya menjaga dan mengembangkan adat istiadat Nusantara Indonesia. "Tetap menjaga dan memelihara marwah dari kemurnian adat-istiadat dan budaya yang ada," kata Raja Samu Samu VI, De Laatste Van Koninh Stamboom dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (28/7).
Silatnas juga diharapkan menjadi lahirnya komisi perlindungan kebudayaan oleh pemerintah sebagai lembaga yang berkomitmen untuk melestarikan dan menjaga budaya dan istiadat. Silatnas yang diselenggarakan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/7) ini dihadiri 292 orang yang merupakan terdiri dari raja, ratu, dan penerus kerajaan Nusantara Indonesia. Tidak hanya itu, perwakilan kerajaan-kerajaan Amerika, Jerman, Belanda, Thailand, dan Malaysia juga turut bergabung dalam silahturahim ini.
Wakil ketua DPR RI, Fadli Zon, secara resmi membuka forum Silatnas ke V tersebut. Dalam sambutannya, Fadli mengatakan bahwa forum-forum seperti ini patut diperjuangkan. Menurut dia, keberagaman, kebersamaan, dan keberagaman adat, serta bahasa yang dimiliki oleh masyarkat Indonesia adalah sebuah kekayaan Nusantara yang patut dijaga.
Lewat silaturahim itu, publik dapat melihat langsung heterogenitas para peserta dari Aceh hingga Papua, meskipun membawa identitas, adat, dan bahasa masing-masing. "Ini adalah contoh persatuan yang hanya dimiliki oleh Indonesia. Ini adalah sebuah kekayaan yang patut dilindungi," kata politikus dari Partai Gerindra ini.
Dia menyebut, forum ini adalah sarana yang tepat untuk mengedepankan dialog, memperkenalkan adat dan budaya, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan. "Acara silaturahim antar-raja dan sultan ini adalah forum yang tepat untuk menggabungkan keberagaman budaya lintas pulau di Indonesia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan," ujarnya.
Raja-raja dan ratu memiliki andil besar untuk terbentuknya Indonesia. Tanpa raja-raja, tokoh bangsa, dan juga agama, masyarakat tidak akan bisa merasakan kemerdekaan.
Sebagai lembaga tinggi negara, DPR sangat menjaga budaya bangsa Indonesia. Contohnya, pada 27 April 2017, DPR RI mengesahkan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Kebudayaan adalah investasi masa depan dan DPR RI adalah lembaga yang mendukung kebudayaan.
Kegiatan tersebut diharapkan mendapat dukungan dari pemerintah, khususnya Kementerian Pariwisata serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Fadli mengatakan budaya dan adat istiadat adalah jati diri bangsa. Indonesia dengan beragam budaya memiliki identitasnya sendiri. "Identitas bangsa tidak lahir secara instan tapi lahir dari dialog-dialog yang cukup panjang sehingga bisa melahirkan Nusantara ini," kata dia.