Kamis 28 Jul 2016 13:25 WIB

Menperin Ingin Industri Mebel Berkembang di Luar Pulau Jawa

Red: Nur Aini
Airlangga Hartarto
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto ingin industri mebel berkembang keluar Pulau Jawa dengan menantang Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengembangkan usahanya ke daerah-daerah.

"Banyak bahan baku yang tersedia di luar Pulau Jawa, misalnya di Sulawesi dan Kalimantan. Saya menantang HIMKI mengembangkan usaha ke berbagai daerah, tidak hanya di Jawa," kata Airlangga usai menghadiri pengukuhan pengurus HIMKI di Jakarta, Kamis (28/7).

Menteri Airlangga menambahkan pelaku industri juga perlu mendekatkan usahanya hingga ke perbatasan sehingga tidak hanya dekat dengan bahan baku, namun juga dengan pasar ekspor. "Jadi lima tahun ke depan harus ada di luar Jawa. Wilayah kita kan luas, jangan sampai terjadi ketimpangan di perbatasan," katanya.

Menurut Airlangga, industri mebel dan kerajinan merupakan salah satu industri andalan karena menggunakan 100 persen bahan baku dari dalam negeri dan berkontribusi menyumbang ekspor yang besar, yakni dua miliar dolar AS per tahun.

Ketua Umum HIMKI Soenoto menyampaikan ia akan mendorong anggotanya untuk mengembangkan usahanya keluar Jawa dan mendekati pasokan bahan baku. "Caranya ya ekspansi dan investasi baru. Memang benar kata Pak Menteri, banyak bahan baku yang tersedia di luar Jawa. Jadi, kami siap mendekat ke industri hulu," ungkap Soenoto.

Menurut data HIMKI, kepengurusan saat ini meliputi beberapa provinsi yang didominasi di Pulau Jawa, yakni Cirebon, Bandung, DKI Jakarta, Semarang, Solo, Jepara, Yogyakarta dan Bali. Adapun himpunan yang diketuai Soenoto tersebut memiliki 33 pengurus yang tersebar di daerah-daerah tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement