REPUBLIKA.CO.ID, Tim ilmuwan menemukan manfaat baru dari terapi musik. Musik disebut mampu mengurangi kecemasan dan rasa sakit bagi para pasien bedah.
Laporan yang terbit di jurnal AORN itu ditulis oleh terapis musik dan perawat anestesi dari University Hospitals Seidman Cancer Center. Mereka melangsungkan dua tahun percobaan klinis terhadap 207 pasien kanker payudara yang menjalani prosedur biopsi.
Tim secara acak membagi pasien dalam tiga kelompok. Kelompok kendali tidak mendapatkan terapi musik, sementara kelompok lain diperdengarkan musik rekaman dan musik yang dimainkan secara langsung.
Peneliti kemudian mencatat tingkat kecemasan pasien menggunakan skala visual. Peserta yang diberi terapi musik mengalami penurunan kecemasan pra-operasi sebesar 42,5 persen (musik rekaman) dan 41,2 persen (musik live).
Selama dua tahun masa percobaan, tim menghimpun informasi mengenai potensi, manfaat, tantangan, dan metode dari program terapi musik bedah. Terapi tersebut dapat berintegrasi dengan program perioperatif anggota staf keperawatan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien.
"Sebagai anggota staf bedah interdisipliner, terapis musik dapat membantu perawat dalam pengurangan kecemasan pasien, manajemen rasa sakit, serta pemberian edukasi dan pelayanan yang efektif," kata pemimpin studi, Jaclyn Bradley Palmer.
Menurut Palmer, terapis musik profesional juga mampu mengurangi beban kerja keperawatan. Meski demikian, ia menyebutkan perlunya penelitian tambahan mengenai efek positif program terapi musik untuk pasien bedah.