REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Trump mengatakan tembok atau dinding di sepanjang perbatasan Meksiko sangat penting bagi keamanan AS. Trump menegaskan AS akan tetap membangun tembok di sepanjang perbatasannya dengan Meksiko meski shutdown berakhir tanpa persetujuan dana untuk proyek tersebut.
Di Twitter, seperti dilansir BBC, Trump mengatakan kesepakatan untuk mengakhiri shutdown sementara bukan konsensi terhadap pembangunan tembok pembatas. Perjanjian bipartisan yang diumumkan pada Jumat (25/1) waktu setempat hanya berlaku tiga minggu.
Trump mengindikasikan ia mungkin memicu shutdown lagi atau mengumumkan keadaan darurat nasional jika tuntutannya tidak dipenuhi. Presiden yang didukung oleh Partai Republik telah berjanji untuk menolak anggaran apa pun kecuali Kongres menyertakan dana 5,7 miliar dolar AS untuk membangun dinding pembatas.
Partai Demokrat, yang mengendalikan Dewan Perwakilan Rakyat, dengan tegas menolaknya. Dalam sebuah cicitan pada Sabtu, Trump mengatakan negosiasi antara Demokrat dan Republik segera dimulai tetapi tidak akan mudah karena kedua belah pihak "sangat digali".
I wish people would read or listen to my words on the Border Wall. This was in no way a concession. It was taking care of millions of people who were getting badly hurt by the Shutdown with the understanding that in 21 days, if no deal is done, it’s off to the races!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 26, 2019
Dalam beberapa minggu terakhir, Trump telah mengambil garis keras terhadap ribuan migran yang tiba di perbatasan selatan AS. "Kasus keamanan nasional telah sangat ditingkatkan dengan apa yang telah terjadi di perbatasan dan melalui dialog. Kami akan membangun Tembok!" kata dia dalam cicitannya.
Sementara itu, Reuters menyebut keputusan untuk mengakhiri shutdown pada Jumat di Rose Garden telah membuat Trump terluka secara politis dan dikalahkan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Nancy Pelosi. Dalam pidatonya di Rose Garden, Trump menyampaikan keputusan mengakhiri shutdown secara tegar sekaligus menegaskan ia belum kalah.
Akan tetapi, di balik layar di Gedung Putih, Trump sebenarnya mengakui kekalahan. “Di balik layar di Gedung Putih, ada pengakuan bahwa ia telah kalah pada putaran ini. Mungkin dia kalah dalam pertempuran jangka pendek ini,” kata seorang pejabat senior pemerintahan seperti dilansir Reuters, Ahad.
Sisi negatif dari shutdown ini juga dapat dilihat dari merosotnya dukungan atas kinerja Trump yang turun hingga 40 persen. Data ini juga membuat Trump resah untuk menatap pertarungan Pemilu tahun 2020.
Kendati demikian, beberapa pejabat mengatakan perjuangan belum sepenuhnya berakhir. Mereka mengatakan Trump telah semakin yakin bahwa lebih banyak anggota parlemen Demokrat akan mendukung pendanaan keamanan perbatasan dalam beberapa minggu ke depan.
“Kami tidak mengira kami menyerah. Tapi Trump masih yakin banyak anggota Demokrat yang mendukung,” kata penasihat senior Jared Kushner.
Shutdown terjadi karena belum disepakatinya anggaran untuk tahun fiskal 2019. Presiden AS Donald Trump ngotot ingin menggolkan anggaran pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko senilai 5,7 milir dollar Amerika.
Pembangunan tembok merupakan salah satu janji kampanye Trump dalam Pilpres 2016. Menurut Trump yang diamini oleh para pendukungnya bahwa imigran asal Meksiko terutama yang tidak memiliki surat-surat alias illegal cenderung membuat masalah di AS kare a terlibat berbagai tindak kriminal.
Namun saat ini, Trump sulit mewujudkan janji kampanyenya. Sebab kini, kubu oposisi Partai Demokrat menjadi mayoritas di Kongres AS.