Rabu 12 Nov 2014 09:31 WIB

Drone AS Tewaskan Empat Gerilyawan Pakistan

Drone atau pesawat tanpa awak
Drone atau pesawat tanpa awak

REPUBLIKA.CO.ID, BANNU -- Satu serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat menewaskan sedikitnya empat tersangka gerilyawan di Pakistan barat laut, Selasa, kata pejabat keamanan, serangan tersebut kesembilan belas dilaporkan tahun ini.

Serangan memukul satu rumah dan kendaraan di Datta Khel, daerah suku Waziristan Utara dekat perbatasan Afghanistan, kata tiga pejabat keamanan. Pemerintah Pakistan mengirim protes kepada pemerintah AS atas serangan tersebut.

Para pejabat memberikan jumlah korban tewas bervariasi antara empat sampai tujuh orang.

Jumlah korban meninggal yang tepat seringkali sulit untuk mendapatkan verifikasi karena Taliban sering memagar betis daerah-daerah di mana drone itu menyerang.

Seorang pejabat mengatakan bahwa truk itu mengangkut para pejuang asing di dalamnya dan beberapa telah melompat keluar sebelum penyerangan.

Sebagian besar Waziristan Utara adalah terlarang bagi penduduk sipil karena adanya serangan militer anti-Taliban yang dimulai 15 Juni.

Sebagian penduduk sipil diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka oleh militer sebelum serangan dimulai.

Pihak militer Pakistan mengatakan telah menewaskan ratusan gerilyawan dalam operasi tersebut, tapi korban tewas yang mereka berikan adalah tidak dikonfirmasi secara independen.

Amerika Serikat mengatakan, pihaknya menargetkan gerilyawan dalam serangan pesawat tak berawak, tetapi tidak merilis rincian tentang serangan terhadap individu.

Beberapa dari mereka telah membunuh warga sipil, meskipun mayoritas orang yang mati diyakini tersangka militan. Jumlah serangan kini telah menurun sejak tahun 2010.

Semester pertama tahun ini, tidak ada serangan drone ketika pemerintah Pakistan baru Perdana Menteri Nawaz Sharif mencoba untuk bernegosiasi damai dengan Taliban.

Serangan kembali dimulai sehari sebelum militer mengumumkan operasi di Waziristan Utara.

Menurut Biro Investigasi Jurnalisme, yang melacak serangan drone menggunakan laporan-laporan media, hal itu adalah ke-19 pesawat nirawak melakukan serangan tahun ini.

Tidak ada warga sipil dilaporkan meninggal dalam tahun ini. Kekosongan serangan pada semester pertama tahun ini dan

kembalinya serangan itu berikutnya mendukung pandangan luas bahwa para pejabat Pakistan diyakini menyetujui beberapa serangan drone meskipun di depan publik mereka menolaknya.

Mantan Presiden Pervez Musharraf mengakui setelah mundur dari pemerintahnya bahwa secara diam-diam telah ditandatangani mengenai beberapa serangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement