Senin 20 Jun 2016 03:01 WIB

Indonesia Hadapi Dua Tantangan Besar Globalisasi

Red: Ilham
Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Foto: MPR
Ketua MPR Zulkifli Hasan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua MPR, Zulkifli Hasan mengatakan, bangsa Indonesia menghadapi dua tantangan besar dalam kompetisi di era globaisasi saat ini.

"Kedua tantangan tersebut adalah kualitas sumber daya manusia serta ekonomi rakyat," kata Zulkifli dalam pidatonya di Perguruan Muhammadiyah Cianjur, Jawa Barat, Ahad (19/6).

Menurut Zulkifli, era globalisasi dan pasar bebas saat ini menuntut kecerdasan dan keadilan ekonomi. Jika kedua hal tersebut sampai lemah dan tidak mampu diatasi, kata dia, maka bangsa Indonesia dapat dikendalikan dan diambil alih orang lain dan atau negara lain.

"Bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya umat Islam, harus bersatu, bersungguh-sungguh, dan bekerja keras guna mengatasi kemungkinan buruk yang akan terjadi di masa mendatang," katanya.

Zulkifli menegaskan, selama 18 tahun reformasi di Indonesia, membuat sistem berbangsa berubah dan berbeda dengan era sebelumnya. Pada sisi lain, dunia internasional menerapkan globalisasi dan pasar bebas yang memunculkan persaingan bebas, baik antarnegara, antarkelompok, maupun antarindividu.

"Persaingan bebas itu terjadi pada siapa saja, tanpa melihat latar belakangnya. Saat ini, siapa yang bersungguh-sungguh dan bekerja keras, dia yang akan menang," katanya.

Zulkifli yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan, Indonesia adalah negara besar ASEAN dari aspek geografis dan jumlah penduduk serta kaya sumber dana alam. Namun penduduknya jika dirata-ratakan masih berpendidikan setara SMP, dan terjadi kesenjangan ekononi yang terus menajam.

Menurut dia, jika dibandingkan dengan Singapura yang tingkat pendidikan rata-rata penduduknya sudah jauh lebih tinggi, penghasilan rata-rata penduduk Singapura jauh lebih tinggi daripada penduduk Indonesia. Untuk dapat menjadi seperti Singapura dibutuhkan tingkat pendidikan rata-rata penduduk lebih tinggi dan siap bekerja keras.

"Saat ini sudah tidak ada mukjizat lagi seseorang bisa menjadi kaya mendadak, tapi harus dengan bekerja keras," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement