REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Cendekiawan Muslim Syafii Ma'arif merasa langkah memutus hubungan diplomatik dengan AS bukan sesuatu yang dapat dilakukan sekarang. Hal itu terkait dengan sikap Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Ia menekankan, memutus hubungan diplomatik tidak semudah yang dilihat dan banyak memiliki konsekuensi.
Meski begitu, Buya, sapaan akrabnya, merasa AS saat ini tidak sekuat AS dulu, dan kekuatan dunia tidak lagi berada di dua kutub.
Bahkan, AS saat ini sudah banyak utang ke Cina, dan yang dilakukan belakangan hanya permainan balas dendam atas apa yang tidak didapat pada masa lalu.
Balas dendam yang dimaksud tidak lain karena pada masa lalu negara-negara seperti Belanda, Inggris, Prancis, Italia sudah lama menjajah.
Sedangkan AS, baru dapat bagian akhir abad 19, sehingga ingin merasakannya sekarang. "Tapi semua kejahatan pasti ada akhirnya, kita tidak tahu seperti apa," kata Syafii.