REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Ali Akbar Velayati di Moskow, Kamis (12/7). Velayati adalah penasihat utama pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Kantor berita Rusia Interfax melaporkan, dalam pertemuan itu turut hadir Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Sementara delegasi Iran termasuk Kepala Dewan Penasihat Khamenei Ali Asghar Sarbangoli dan Duta Besar Iran untuk Rusia Mehdi Sanai.
Dalam kesempatan tersebut, Velayati mengapresiasi kerja sama Iran dengan Rusia di Suriah. Sebab kedua negara mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dalam memerangi kelompok milisi dan teroris di negara tersebut.
"Hubungan antara Iran dan Federasi Rusia adalah hubungan strategis dan dalam beberapa tahun terakhir hubungan bilateral serta regional telah meluas," kata Velayati ketika tiba di Moskow pada Selasa (11/7), dilaporkan kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA).
Sehari sebelum bertemu Velayati, Putin juga telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Keduanya membahas sejumlah isu, termasuk tentang situasi di Suriah.
Netanyahu menyampaikan kekhawatirannya kepada Putin tentang kehadiran militer Iran di Suriah. Ia menilai, hal itu ancaman keamanan serius bagi Tel Aviv. Di sisi lain, Rusia merupakan sekutu utama Suriah.
Oleh sebab itu, Netanyahu ingin mengajak Rusia bekerja sama, khususnya terkiat situasi di Suriah. "Kerja sama antara kami adalah faktor paling penting yang dapat menstabilkan seluruh kawasan," kata Netanyahu.
Israel telah melancarkan serangan udara ke fasilitas-fasilitas militer Iran atau terafiliasi Iran di Suriah pada Mei lalu. Kendati demikian, Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menegaskan bahwa tak ada kehadiran militer Iran di negaranya. Teheran tak pernah menempatkan pasukan apa pun di Suriah. Iran hanya mengutus penasihat militer untuk membantu Suriah menghadapi kelompok-kelompok pemberontak.
Baca: Finlandia Matangkan Rencana Pertemuan Trump dan Putin