Senin 22 Jan 2018 16:29 WIB

Airlangga: Tak Ada yang Menekan untuk Penunjukan Lodewijk

Lodewijk sudah menjadi pengurus Golkar sejak periode lalu.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bersama Sekretaris Jenderal Partai Golkar Letjen (purn) Lodewijk Freidrich Paulus (kiri) berbincang saat mengumumkan hasil revitalisasi nama-nama kepengurusan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (22/1).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bersama Sekretaris Jenderal Partai Golkar Letjen (purn) Lodewijk Freidrich Paulus (kiri) berbincang saat mengumumkan hasil revitalisasi nama-nama kepengurusan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menunjuk Lodewijk Freidrich Paulus sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar yang baru. Meski belum genap lima tahun menjadi kader Partai Golkar, namun tidak menjadi masalah bagi Airlangga memilih Lodewijk sebagai pengganti Idrus Marham. "Pak Lodewijk sudah jadi pengurus di periode lalu jadi itu sudah selesai," ujar Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta pada Senin (22/1).

Menurut Airlangga, penunjukan terhadap Lodewijk sudah melalui pertimbangan yang matang sejak awal. Ia juga membantah jika dipilihnya Lodewijk sebagai Sekjen terdapat campur tangan Luhut Binsar Panjaitan. Hal ini karena disebut-sebut masuknya Lodewijk ke Golkar tidak lepas dari peran penting Luhut. Sebab, baru masuk ke Golkar, mantan Danjen Kopassus itu langsung menduduki posisi penting sebagai Ketua Korbid Kajian Strategis dan SDM di era Ketua Umum Setya Novanto. "Tidak ada, tidak ada yang menekan," ujar Airlangga.

Sementara Lodewijk yang diwawancarai terpisah mengatakan terpilihnya sebagai Sekjen merupakan kewenangan penuh Ketua Umum Golkar. Meskipun ia belum lama, menjadi kader Golkar. "Bahwa untuk menjadi Ketua DPP dan DPP itu hak dekresi ketua umum.  Itu yang digunakan beliau dalam menunjuk seseorang untuk merekomendasi calon tertentu. Hak beliau sebagai ketua umum," ujar Lodewijk.

Lodewijk melanjutkan, ia juga membantah memiliki kedekatan khusus dengan Luhut yang disebut-sebut menjadi faktor terpilihnya ia menjadi sekjen. Ia mengaku tidak mengetahui apakah ada intervensi dalam penunjukannya tersebut. Namun yang jelas, Lodewijk mengakui bahwa Luhut merupakan komandannya saat di Kopassus.

"Saya tidak tahu apakah Pak Luhut ada campur tangan. Tapi yang jelas luhut komandan saya. Waktu saya kopasus 81, dua tahun kemudian 83, saya direkrut sebagai detasemen 81. Beliau komandan. Wakilnya Pak Prabowo. Apakah kurun waktu itu beliau menilai saya apa gimana saya enggak tahu," ujar Lodewijk.

Lodewijk mengatakan, pihaknya bertekad bekerja sepenuhnya untuk partai beringin tersebut. Sebab ia mendapat dukungan dari kader Golkar lainnya untuk membesarkan Golkar, termausk Luhut. "Bukan dia saja. Tapi yang lain ngomong besarkan Partai Tolkar. Mereka men-support bahu-membahu untuk yang ada sekarang bangkitkan Golkar dan menangkan Golkar," ujar Mantan Perwira Tinggi Angkatan Darat tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement