Kamis 31 Oct 2019 21:04 WIB

Profesiku Bertaruh Nyawa

Bijak tanggapi rusaknya fasilitas publik karena ada mereka bertaruh nyawa memperbaiki

Petugas PLN memperbaiki gardu listrik saat pemadaman listrik serentak se-Pangandaran di Cikidang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (21/7/2019).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Petugas PLN memperbaiki gardu listrik saat pemadaman listrik serentak se-Pangandaran di Cikidang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (21/7/2019).

Pagi ini Perum Pesona Mutiara Kasturi Kuningan kegiliran  pemadaman listrik, tepat di depan Waroeng Ilmu Kafe, tempat saya bekerja berdiri tiga tiang listrik berukuran besar. Rupanya ada perbaikan dan penggantian kabel induk. Pak Khalil (45 tahun) dengan cekatan menaiki tiang listrik lengkap dengan peralatan keamanan yang sesuai dengan standar keselamatan, bersama tim kerjanya terdiri dari delapan orang berbagi tugas, seorang pengawas memberi intruksi dari bawah.

Pak khalil memberi aba-aba menanyakan jaringan telah di matikan semua atau tidak, pengawas pun menjawab dengan anggukan, namun tidak begitu saja percaya, pak Khalil meminta satu tim yang lain untuk kembali memeriksa ulang ke gardu induk agar lebih yakin bahwa aliran yang dalam perbaikan telah dalam posisi off (mati). Setelah mendapat laporan oke, dengan sigap pak Khalil dan tim bergerak memperbaiki beberapa jaringan di setiap tiang listrik yang ada dilokasi tersebut.

Selama 20 tahun dia bekerja diperusahaan rekanan PLN tugasnya memperbaiki jaringan listrik bertegangan ribuan voltase, nyawa adalah taruhan terbesarnya, menurutnya selama bekerja 20 tahun telah banyak pengalaman dan kejadian yang mengharukan serta tragis dialami oleh timnya, namun begitu dia bersyukur tak satupun dari timnya mengalami kecelakaan hingga tewas, namun ada 2 kru nya yang sempat menjadi korban kecelakaan kerja, dia bercerita tentang 2 krunya yang terpaksa harus kehilangan tangannya karena terbakar saat melakukan tugas perbaikan jaringan listrik.

Itu sebabnya dia selalu mengingatkan kru nya untuk memeriksa ulang sebelum memulai perbaikan, agar tidak lagi terjadi kecelakaan kerja, bukan saja pemeriksaan gardu jaringan tetapi juga perlatan keselematan kerja, agar menggunakan peralatan yang telah disiapkan PLN karena telah disesuaikan dengan standarisasi keselamatan kerja.

Kondisi pekerjaan yang beresiko tinggi terkadang tidak difahami oleh sebagian masyarakat kita yang selalu mengeluh saat terjadinya pemadaman secara bergilir, sedang apa yang kita kerjakan ini sangat berbahaya bukan saja beresiko cacat fisik tapi juga mempertaruhkan nyawa kita.

Banyak profesi/pekerjaan membahayakan yang dijalani sebagian orang, yang berhubungan dengan kepentingan publik bukan saja orang-orang yang bekerja memperbaiki jaringan listrik, tapi juga ada pekerjaan-pekerjaan lain yang juga beresiko kehilangan nyawa, seperti para buruh di pengeboran minyak, dan gas bumi, atau para pembersih kaca di gedung-gedung pencakar langit, juga buruh-buruh bangunan yang sedang membangun fasilitas umum seperti rumah sakit atau hotel diketinggian yang mencapai ratusan meter. Tidakkah bisa dibayangkan jika terjatuh dari ketinggian tersebut atau terbakar diantara gas beracun.

Itu sebabnya sahabat ada baiknya setiap fasilitas publik seperti listrik atau air ketika mengalami gangguan tidak seharusnya kita emosi atau mengeluh, coba sekali-sekali kita lihat pekerjaan mereka dilapangan agar kita bisa lebih toleran terhadap setiap gangguan yang ada, mereka tidak melalaikan tugas melainkan perlu kehati-hatian dalam pengerjaannya jika sedikit ada keterlambatan maklumi mereka. 

Sebuah kalimat memotivasi yang saya ingat dari pak Khalil adalah. “saya bersyukur Allah masih memberi saya umur dan terus bekerja untuk membantu PLN agar tidak lagi ada kegelapan dinegeri ini”. (Tulisan ini saya dedikasikan untuk semua sahabat yang bergelut dengan maut apapun pekerjaanmu semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.aamiin) 

Pengirim: Vera Verawati, Koki Waroeng Ilmu Kafe, Kuningan, Jawa Barat 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement