REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bukan hanya tubuh yang harus terhindar dari bakteri, tetapi pakaian yang menempel di tubuh kita juga harus bebas dari bakteri. Mandi merupakan salah satu cara membersihkan badan dari bakteri, namun untuk membersihkan pakaian, bisa dengan cara mencucinya. Hanya, bakteri di pakaian sendiri sering datang ketika pakaian tersebut kita pakai.
Hal ini menginspirasi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk membuat sebuah bahan khusus yang bermanfaat mencegah bakteri menempel di pakaian. Mereka adalah Rimma Hilda Kusumaningtyas, Senja Dewi UN, dan Danar.
Mereka bahkan memenangkan Program Kreativitas Mahasiswa yang digelar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 ini. Melalui penelitian dengan judul Titanium Dioksida (TiO2) Teremban Pewarna Tekstil sebagai Zat Warna Pakaian Antibakteri, ketiga mahasiswa ini berhasil menciptakan zat warna tekstil antibakteri.
Rimma mengatakan, salah satu bahan yang memiliki aktivitas antibakteri adalah titanium dioksida. "Kemampuan fotoaktif titanium dioksida terbukti efektif sebagai bahan antibakteri. Interaksi titanium dioksida terhadap bakteri yang melekat pada pakaian terbukti cukup kuat untuk mereduksi jumlah bakteri itu sendiri," terangnya, Jumat (27/7).
Dalam jumlah yang sangat kecil, kata dia, aktivitas fotokatalitik titanium dioksida mampu menurunkan kadar bakteri hingga di bawah 10 persen. Penurunan kadar bakteri itu dengan bantuan penyinaran panjang gelombang >324 nanometer (nm) (merupakan fraksi panjang gelombang sinar matahari selama 15 menit.
“Interaksi titanium dioksida dengan pakaian biasanya hanya berlangsung tidak lebih dari 2 jam, yaitu pada saat perendaman pakaian dengan deterjen. Setelah dibilas, titanium dioksida tersebut akan terlarut bersama air. Hal ini disayangkan karena sebenarnya titanium dioksida tersebut masih bisa digunakan kembali meski sudah digunakan berulangkali," lanjutnya