REPUBLIKA.CO.ID, Penyakit dengan seratus wajah. Julukan ini rasanya pas benar untuk penyakit lupus. Gejalanya yang tidak khas serta penampilannya yang dapat menyerupai penyakit-penyakit lain bisa membuat orang terkecoh. Bukan cuma orang awam, tapi juga dokter.
Banyak hal yang biasa dikeluhkan penderita lupus. Di antaranya demam namun bukan karena infeksi, penurunan berat badan, cepat lelah, nafsu makan menurun, rambut rontok, pegal linu di seluruh badan, radang sendi, gangguan darah, gangguan syaraf, tukak mulut, dan peka terhadap sinar matahari sampai timbul bercak kupu-kupu di muka.
Tentu saja, keluhan antara penderita yang satu dengan lainnya berbeda-beda. ''Tapi sebagai patokan, apabila seseorang mengalami empat gejala itu saja, maka mereka sudah bisa dikatakan positif terjangkit lupus,'' kata dokter Yoga Iwanoff Kasjmir SpPD KR, penasehat medis Yayasan Lupus Indonesia (YLI).
Dijelaskan, lupus dikelompokkan dalam penyakit auto-imun. Apa maksudnya? Secara sederhana bisa diterangkan, bahwa pada penderita lupus tubuh membuat antibodi dalam jumlah banyak yang sifatnya bukan untuk melindungi tubuh, namun justru menyerang tubuh sendiri. Sifat merusak diri sendiri inilah yang membuat lupus disebut penyakit auto-imun.
Secara garis besar ada tiga jenis lupus, yaitu LES (lupus eritematosus sistemik), lupus diskoid, dan lupus obat. Sesuai namanya, lupus obat adalah lupus yang timbul akibat efek samping obat. Lupus jenis ini biasanya akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat yang menimbulkan efek samping itu. Lupus diskoid adalah lupus kulit dengan manifestasi beberapa jenis kelainan kulit. Berbeda dengan lupus diskoid yang menyerang bagian luar tubuh (kulit), maka LES menyerang dan menimbulkan komplikasi pada organ-organ dalam tubuh seperti ginjal, paru-paru, otak, jantung, sendi, dan lain-lain.
Siapa saja yang bisa terserang penyakit ini? Menurut Yoga, setiap orang dapat terserang lupus. ''Namun kebanyakan adalah para wanita yang berada dalam usia produktif.''