REPUBLIKA.CO.ID, Saat hamil, seorang perempuan pasti mengalami perubahan dalam dirinya. Baik itu perubahan bentuk tubuh, ukuran payudara, dan emosi. Perubahan pada kulit, terutama kulit wajah, juga kerap terjadi.
Perempuan yang hamil ada yang wajahnya terlihat lebih bersinar, cerah, dan berseri-seri. Kondisi itu terjadi berkat makin aktifnya peredaran darah di bawah kulit. Pipi pun terlihat merona kemerahan.
“Namun, ada juga yang mengalami masalah dengan kulit wajahnya, seperti jerawat dan flek pada wajah,” jelas dr Iswan Syarif SpOG(K).
Untuk masalah jerawat, Iswan menjelaskan, ada dua faktor utama dalam timbulnya jerawat saat kehamilan, yaitu hormon androgen dan kandungan cairan dalam tubuh. Peningkatan hormon androgen dan hormon progesteron selama kehamilan membuat kelenjar minyak lebih produktif dan menghasilkan sebum.
“Sebum adalah sel kulit mati yang terkelupas di saluran folikel rambut yang membuat sumbatan di pori-pori kulit, sehingga memudahkan bakteri penyebab jerawat berkembang biak dengan cepat dan menimbulkan peradangan jerawat,” jelasnya.
Sementara itu, flek atau biasa disebut chloasma gravidarum atau topeng kehamilan disebabkan pengaruh hormonal. Daerah yang biasanya menghitam adalah daerah-daerah yang sering terpapar sinar matahari, yaitu area dahi, hidung, dan pipi. Flek terjadi akibat aktivitas hormon yang memproduksi melanin atau zat pigmen kulit (melanocyte-stimulating hormone).
Penyebab lainnya ialah aktivitas hormon estrogen dan progesteron yang memicu hiperpigmentasi (kehitaman) pada kulit. Kondisi tersebut akan berangsur-angsur hilang setelah kehamilan berakhir. “Semakin sering kulit terpapar matahari maka akan semakin banyak melanin diproduksi,” ungkap Konsultan Fetomartenal dari RSIA Selaras, Cikupa, Tangerang, Banten, ini.