Selasa 02 Jul 2013 13:24 WIB

Si Kecil Siap Sekolah, Simak Ini Dulu

Rep: Nora Azizah/ Red: Endah Hapsari
Persiapkan anak masuk sekolah dengan percaya diri
Foto: blogcdn.com
Persiapkan anak masuk sekolah dengan percaya diri

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam aspek perkembangan sosial, seorang anak mulai belajar bersosialisasi dengan menjalin hubungan akrab dengan anggota keluarganya. Fase ini berlangsung hingga anak berusia tiga tahun. Begitu masuk ke usia prasekolah, anak pun berkenalan dengan lingkungan sosial yang lebih luas.

Sikap anak dalam menghadapi lingkungan sosial yang baru memang berbeda-beda. Ada anak yang mudah beradaptasi dan terlihat langsung nyaman. Di lain sisi, ada juga anak yang memerlukan waktu adaptasi lebih lama dibanding anak lainnya. 

Lihat saja di TK. Tidak jarang saat baru masuk TK, anak menangis berhari-hari bahkan berminggu-minggu ketika ditinggal oleh orang tuanya. “Tangisan itu menunjukkan mereka belum merasa nyaman di lingkungan barunya, termasuk dengan teman dan gurunya,” ungkap psikolog klinis anak, Nadya Pramudita. 

Perbedaan sikap anak dalam menghadapi lingkungan sosial yang baru berasal dari perbedaan keterampilan sosialisasi anak. Anak yang cepat beradaptasi memiliki keterampilan bersosialisasi yang baik. Untuk meningkatkan kemampuan itu, orang tua harus memberikan kesempatan anak untuk sosialisasi di dalam keluarga. “Ia belajar untuk mengenal orang lain, melihat kebutuhan orang lain, dan juga mengomunikasikan kebutuhannya,” papar Nadya.

Selain itu, orang tua memiliki peran yang besar dalam membantu anak bersosialisasi di luar rumah. Kenalkan anak pada berbagai situasi sosial akan membuat anak terbiasa masuk ke lingkungan baru. Beri juga kesempatan pada anak untuk terlibat dalam kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi dengan teman seusianya. Selain di sekolah, anak dapat bersosialisasi di tempat les. “Anak yang keterampilan sosialnya berkembang baik akan mudah diterima di lingkungan pertemanan, sebaliknya anak yang sulit bergaul akan sulit mendapat teman,” jelas Nadya.

Anak yang lambat beradaptasi dengan lingkungan baru cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah. Agar kepercayaan dirinya berkembang, anak harus terus belajar berinteraksi dengan lingkungan. Orang tua juga mesti memilah kata-katanya kepada anak. “Pesan-pesan verbal maupun nonverbal yang disampaikan oleh orang tua berpengaruh terhadap cara pandang anak terhadap dirinya,” kata Nadya.

Selain itu, perbedaan kemandirian juga bisa berpengaruh. Saat anak belum masuk TK, tahap perkembangan sosialnya adalah belajar untuk mengembangkan kemandirian. Ia mulai sensitif terhadap kebutuhan fisiknya dan mau memilih makanan atau mainan sendiri. Anak yang diberikan kesempatan akan tumbuh menjadi anak yang mandiri.

Saat masuk TK, anak yang mandiri lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah daripada anak yang kurang mandiri. Dia akan lebih luwes dan tampil wajar sebagai pertanda rasa aman dan nyaman berada dalam lingkungan tersebut. Anak-anak yang di rumah selalu dilayani, tidak terbiasa untuk mengatasi permasalahannya atau kebutuhannya. Otomatis, ketika berada pada lingkungan baru dan ternyata orang lain tidak mengistimewakannya, ia pun akan menarik diri. “Ia menjadi pendiam dan sulit bergaul,” ucap Nadya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement