Jumat 26 Jul 2013 14:12 WIB

Masih Balita Kok Keras dan Kasar?

Red: Endah Hapsari
Anak marah dan ngamuk/ilustrasi
Foto: growingtoddler.com
Anak marah dan ngamuk/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb,

Ibu pengasuh, saat ini saya sedang bingung sekali menghadapi anak laki-laki yang berusia tiga tahun. Wataknya keras sekali dan sangat aktif. Yang menjadi masalah adalah ketika ia marah, ia suka memukul atau menendang, sering juga disertai dengan mengucapkan kalimat 'payah' berulang-ulang. Saya sering dibuat malu ketika ia sedang bermain ke rumah neneknya, atau sedang bermain dengan teman-temannya.

Saya dan suami menerapkan kepada anak untuk tidak selalu menuruti kemauannya, serta sedikit-sedikit, secara perlahan menerapkan aturan misalnya, membuang sampah pada tempatnya, sebelum tidur gosok gigi atau sopan santun. Yang saya tanyakan apakah penerapan aturan yang membuat anak saya gemar membantah? Mohon penjelasannya. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.

 

Ibu Ida, Jakarta

 

Jawaban:

 Waalaikumsalam wr wb,

Ibu Ida  yang baik, kami berbahagia Ibu peduli pada pengasuhan anak. Pada dasarnya  pengasuhan adalah kewajiban ayah dan ibu sehingga anak dapat dibentuk tingkah lakunuya. Pengasuhan adalah pembentukan tingkah laku atau dengan kata lain disiplin. Jika pembentukan tingkah laku dimulai sejak dini, tentu hal ini akan memudahkan orangtua dalam berinteraksi dengan anak.

Apa yang Ibu lakukan sudah benar. Anak harus belajar menahan keinginannya, dengan demikian dia belajar bahwa ada kata 'tidak' dalam hidup ini. Ini penting untuk perkembangan emosi anak kelak.

Rumah adalah tempat penanaman moral dan aturan sebelum anak memasuki dunia sosial. Pembentukan kebiasaan efektif dilakukan pada usia satu sampai lima tahun untuk membangun dasar-dasar kepribadian anak. Membiasakan anak sikat gigi sebelum tidur, berkata baik dan meminta izin adalah usaha yang membutuhkan kesabaran dalam pembiasaannya.

Permasalahan dapat muncul jika proses disiplin dilakukan secara keras (otoriter). Jika orangtua banyak memarahui anak, tidak memberi anak kesempatan untuk bermain dan membatasi ruang gerak anak, anak akan frustrasi. Gejala yang muncul adalah marah, rewel, dan berkata kasar. Oleh karena itu orangtua perlu memahami kebutuhan anak seperti kebutuhan kasih sayang, berlari, dan makanan yang cukup.

Kata 'payah' dan tindakan memukul serta menendang adalah ciri ekspresi marah seorang laki-laki yang dipengaruhi oleh kerja otak laki-laki. Namun, anak tetap harus diajarkan ekspresi marah yang lebih diterima oleh norma-norma. Mengajar anak untuk mengenali perasaan marahnya adalah cara membiasakan anak menunjukkan perasaan negatif yang tepat. Anak akan terbiasa mengucapkan: ''Aku marah pada adik'' daripada memukul adik jika sedang marah.Demikian yang dapat kami sarankan. Selamat menuai hasil yang baik di masa yang akan datang.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement