REPUBLIKA.CO.ID, Masalah yang ditimbulkan dari teriakan orang tua kepada anak usia remaja ternyata serupa dengan memukul. Kedua tindakan itu dapat meningkatkan risiko de presi dan perilaku agresif pada remaja. Temu an terbaru itu dimuat dalam laman jurnal Child Development.
Perilaku remaja ada kalanya ber benturan dengan peraturan orang tua. Ketika suasana memanas, orang tua yang tak mampu mengendalikan emosi kerap memukul atau meneriaki anaknya. Efek negatif dari teriakan, kutukan, ataupun cercaan serta pemberian label buruk akan lengket di benak anak. Bahkan, hubungan baik yang terjalin dengan orang tua tak akan melindungi anak dari dampak yang tak diinginkan.
Di Amerika, memukul anak telah menjadi tabu. Stigma sosial yang sama belum berlaku bagi teriakan. Kebanyakan orang tua masih berpikir teriakan akan membuat anak-anak mau mendengar dan mengoreksi perilaku nya. Misalnya, dengan menuding ia pemalas atau bodoh.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Pittsburgh dan University of Michigan membuktikan sebaliknya. Berteriak tidak akan mengatasi masalah perilaku buah hati. “Lebih dari itu, meneriaki anak hanya akan mem buat persoalan semakin runyam,” tutur Ming-Te Wang, peneliti yang juga assistant professor dari Department of Education and Psychology University of Pittsburgh.